Terjun ke Dapur Demi Para Tenaga Medis
Udiyono mendapat banyak hikmah selama melakukan aksi tersebut. Dia semakin akrab dengan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga semakin dekat dengan polisi
Sudah lebih dari setahun, AKP SS Udiyono beraksi di dapur rumahnya. Meramu bahan makanan untuk kemudian dibagikan kepada tenaga medis yang berjuang menyelamatkan pasien yang terinfeksi Covid-19.
Berbekal pengalaman meracik bumbu masakan, Kapolsek Bawang, Banjarnegara ini memasak untuk para tenaga medis di dua puskesman yakni Puskesmas Bawang 1 dan Puskesmas Bawang 2.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
Udiyono menceritakan, aksi sosialnya ini dilakukan seorang diri. Mulai dari memasak hingga menyajikan masakan kepada tenaga kesehatan. Aksi ini sudah dilakukan sejak kasus Covid-19 pertama muncul di Indonesia.
©2021 Istimewa
Aksi sosialnya ini tanpa paksaan. Tidak juga perintah dari atasannya. Awalnya Udiyono memasak di kantor kecamatan.
"Sejak Covid-19 pertama, sebulan Covid-19 pertama sudah dilakukan. Hanya saya melaksanakan," kata Udiyono kepada merdeka.com, Jumat (12/3).
Pagi hari Udiyono mulai berbelanja. Dia merogoh dana dari kantongnya sendiri. Kemudian dia menuju tempat untuk memasak, seperti puskesmas, balai desa atau terkadang di rumah warga.
"Biasanya jika tidak ada perintah, pagi, kadang kami ke puskemas, belanja kemudian masak di dapurnya puskemas. Kalau di balai desa, ya masak di balai desa. Ini saya pakai dana sendiri," kata Udiyono.
Masakan yang dibuat harus bergizi. Biasanya, dia membutuhkan waktu dua jam untuk membuat meracik masakan. Salah satu masakan yang pernah dibuat adalah sop gurame.
"Masak murah meriah tapi bergizi, seperti masak sop gurame sampai Rp300.000-an," kata Udiyono.
Biasanya Udiyono memasak tiga hari sekali, tidak hanya di puskesmas, tetapi juga di balai desa. Seiring berjalannya waktu, Covid-19 terus menyebar. Udiyono dan anggotanya dituntut terus berinovasi agar bisa bermanfaat untuk melindungi masyarakat di tengah wabah pandemi Covid-19.
Udiyono kini tak hanya memasak untuk tenaga medis. Dia juga menyediakan makanan untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. Seperti pemulung dan masyarakat miskin lainnya. Udiyono biasa memasak untuk porsi 30 sampai 50 orang.
"Untuk masak ini murni dari saya pribadi. Kadang masak juga untuk masyarakat yang terdampak Covid-19, seperti pemulung, kami masakkan, minimal ada 35 orang, maksimal 50 orang. itu semua saya yang memasak," kata Udiyono.
Udiyono mengaku tidak ada beban selama melakukan aksinya ini. Bahkan dia mengaku sudah terbiasa memasak di Polsek. Agar lebih irit dan lebih sehat. Kebiasaannya ini juga diturunkan ke anggotanya.
"Kalau merasa kesulitan tidak ada dan sudah terbiasa memasak-masak," kata Udiyono.
Udiyono mendapat banyak hikmah selama melakukan aksi tersebut. Dia semakin akrab dengan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga semakin dekat dengan polisi.
"Hikmahnya banyak, masyarakat kan tahu kami, apalagi terutama isu-isu pak polisi, karena kan viral di tv," kata Udiyono.
Baca juga:
Kenalkan Adnan Aljawi, Polisi Arab Saudi Saking Cinta Indonesia Tiap Hari Pakai Batik
Porsche Dikawal Dishub Ugal-ugalan dan Ditilang, Ini Penjelasan Polisi
Polda Metro Larang Polisi Kawal Konvoi Sepeda, Motor, Mobil Mewah dan Moge
CEK FAKTA: Hoaks Denda Tilang Mencapai Rp5 Juta
Hentikan Secara Menyeluruh Perang Suku di Tanah Papua!
Intip Penampilan Para Jenderal Polisi saat jadi 'Petani', Tetap Gagah Berwibawa
Potret Jenderal Polisi Bintang Dua Panen Kacang Panjang, Tetap Gagah Meski di Kebun