Terlilit utang, ibu tiga anak akhir hidup minum air dicampur potasium
Terlilit Hutang, ibu tiga anak akhir hidup minum air dicampur potasium. Mengetahui korban menangis, mertuanya menghampiri korban dan sempat menyuruhnya mengucapkan Istighfar. Namun tidak lama kemudian korban alami kejang.
Terlilit utang, ibu tiga anak di Gombong Kebumen memilih mengakhiri hidup. Ia meminum air putih yang dicampur dengan obat kimia potasium pada Senin (9/10). Korban bernama Aminah Susanti (33) warga Gombong Kebumen.
Kapolsek Gombong AKP Hendrie S Liquisa mengatakan peristiwa tersebut terjadi pukul 22.00. Malam itu, Delik (55) ibu mertua korban sempat mendapati menantunya membuat minuman. Perilaku yang janggal, setelah minum air putih korban masuk kamar dan tiba-tiba menangis.
Mengetahui korban menangis, mertuanya menghampiri korban dan sempat menyuruhnya mengucapkan Istighfar. Namun tidak lama kemudian korban alami kejang dan dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk mendapatkan perawatan.
"Korban tidak tertolong dan meninggal di Rumah Sakit," terang Liquisa, Selasa (10/10).
Dari hasil penyelidikan, korban meninggal karena keracunan minuman yang dibuatnya. Korban dengan sengaja mencampurkan minumannya dengan Potasium.
"Korban sengaja mengakhiri hidupnya," kata Liquisa.
Pernyataan itu diperkuat dari hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas medis RS PKU Muhammadiyah Gombong, korban meninggal karena keracunan minuman. Sedang dari penuturan dari keluarga, korban saat ini sedang terlilit utang. Suami korban tengah merantau bekerja di Bandung Jawa Barat. Korban memiliki tiga anak yang masih kecil.
Meninggalnya Aminah menambah panjang deretan korban meninggal bunuh diri akibat himpitan ekonomi di Kebumen. Kasus bunuh diri di Kabupaten Kebumen dalam dua bulan terakhir, Agustus dan September, tergolong tinggi.
Dimulai sejak 6 Agustus, dalam rentang 1 minggu berturut-turut muncul temuan kasus bunuh diri dari berbagai wilayah di Kebumen. Latar belakang bunuh diri menunjukkan keseragaman, korban mengalami depresi berat.
Polres Kebumen mencatat di bulan Agustus terdata 5 warga menghabisi nyawanya sendiri dengan gantung diri. Sedang September tercatat 3 warga melakukan bunuh diri.
Kasubag Humas Polres Kebumen, AKP Willy Bidiyanto mengatakan jarak waktu antar kasus tersebut rentang satu minggu. Rinciannya, pada 6 Agustus bunuh diri dilakukan warga kecamatan Klirong, selang 5 hari pada 11 Agustus kasus bunuh diri dilakukan warga Kecamatan Puring, selanjutnya 5 hari berselang pada tanggal 16 bunuh diri dilakukan warga Kecamatan Rowokele. Rangkain kasus bunuh diri juga berlanjut pada tanggal 22 yakni warga Kecamatan Buayan bahkan di akhir bulan Agustus tanggal 30 bunuh diri kembali dilakukan oleh warga Kecamatan Kutowinangun.
Sedang di bulan September, kata Willy, tercatat ada 3 orang yang nekat habisi nyawanya sendiri. Dari catatan Polres, rangkaian kasus bunuh diri terjadi di awal bulan tanggal 5, lalu tepat pertengahan bulan tanggal 15 dan terakhir tanggal 25 september beberapa hari kemarin.