Termakan bujuk rayu dukun pendatang uang triliunan
Dua pria pengangguran dijebloskan ke sel tahanan Polsek Bekasi Timur, Kota Bekasi. Suhendi (29) dan adiknya Kardiono (21) diketahui melakukan penipuan modus dukun palsu pendatang uang.
Dua pria pengangguran dijebloskan ke sel tahanan Polsek Bekasi Timur, Kota Bekasi. Suhendi (29) dan adiknya Kardiono (21) diketahui melakukan penipuan modus dukun palsu pendatang uang.
Sejauh ini baru dua orang yang melapor menjadi korban penipuan, dengan kerugian hingga Rp 85 juta. Keduanya adalah IM (40) dengan kerugian Rp 25 juta, sedangkan BK kerugiannya Rp 60 juta.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Dudung Abdurachman mengunjungi Pekan Raya Jakarta? Terungkap, dia dan keluarga menikmati waktu untuk sekadar berkeliling ke salah satu event besar di Ibu Kota, PRJ yang diketahui berlangsung sejak 12 Juni hingga 14 Juli lalu.
Modus penipuan mirip Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Bedanya, pelaku mengaku bisa mendatangkan uang tunai hingga triliunan rupiah. Korban pun langsung tergiur dengan rayuan manis tersebut.
"Modus tersangka mengaku bisa mendatangkan uang dalam jumlah yang banyak, bahkan korban dijanjikan dapat uang hingga triliunan rupiah," kata Kapolsek Bekasi Timur, Kompol Parjana, Sabtu (3/1).
Parjana mengatakan, kasus itu terbongkar setelah korban BK, curiga dengan janji tersangka bahwa kamar rumahnya di Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu bakal dipenuhi uang setelah tiga bulan tak boleh dibuka.
"Ketika dibuka, memang tidak ada uang sama sekali. Pelaku pun akhirnya ditangkap," kata Parjana.
Tersangka Suhendi mengaku bernama Ki Raden Gendeng. Agar lebih yakin, tersangka mempunyai jubah hitam berikut sorban, blankon, mirip seperti Kanjeng Dimas di Jawa Timur, serta sejumlah perlengkapan lainnya seperti wayang golek.
Guru Besar Sosiologi Ibnu Khaldun, Musni Umar melihat kejadian seperti ini terus berulang karena minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki para korban. Ditambah lagi kondisi yang makin susah membuat mereka sulit untuk bangkit.
Ketika muncul tawaran menggiurkan, kata Musni, masyarakat dengan mudah percaya. Padahal, kasus serupa sudah sering kali terjadi. Tidak hanya dari kalangan bawah, orang yang memiliki uang juga tergiur.
"Ada juga yang tidak susah ingin tingkatkan kehidupan. Keserakahan ingin cepat kaya memanfaatkan dukun," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (3/2).
Fakto keimanan, menurut Musni juga berpengaruh. Orang-orang yang sudah terlena berkhayal uangnya akan bertambah dengan cara mudah. "Itu karena nafsu, akhirnya mengalahkan cari berpikir sehat," tuturnya.
Musni mengingatkan tidak ada yang praktis untuk meraih kesuksesan. "Jangan percaya dengan cara seperti itu. Kalau mau sukses kerja atau berbisnis," tuturnya.
Hasil pemeriksaan sementara ada sekitar enam orang yang menjadi korban tipu muslihat tersangka dengan modus bisa mendatangkan uang dalam jumlah banyak. Kepolisian mengimbau agar korban melapor ke polisi.
"Ngakunya lebih sakti lagi ke korban, karena bisa mendatangkan uang dengan jumlah banyak. Padahal itu hanya tipu muslihat tersangka," kata Kanit Reskrim Polsek Bekasi Timur, Iptu Yusron.
Kedua tersangka dijerat dengan pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun. Barang bukti disita berupa dua wayang golek, dua samurai, tongkat, jubah, sorban putih, kotak kecil panjang, bakul, blangkon, tasbih, lilin bekas, dupa, kain mori, dan buku tulis.
Baca juga:
Ki Raden Gendeng, dukun palsu di Bekasi ngaku lebih sakti dari Dimas Kanjeng
Penipuan mirip Kanjeng Dimas di Bekasi terbongkar
Ini modus penipuan Ki Raden Gendeng, dukun palsu pendatang uang di Bekasi
Seorang dukun dipenjara karena tak bayar pajak jasa pengusiran setan
Dukun pengganda uang dalang pembunuhan berantai di Batang