Tim DVI sulit identifikasi wajah korban akibat pengaruh air laut
Air laut mempercepat proses perubahan bentuk jasad korban AirAsia QZ8501.
Tim gabungan Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian yang mengidentifikasi penumpang Pesawat Air Asia QZ 8501 di RSUD Sultan Imanuddin, Kalimantan Tengah, sibuk membersihkan para jenazah yang sudah dievakuasi.
Salah satu Tim DVI Polda Jawa Tengah Kasubid Dokpol Biddokes Polda Jateng AKBP Dokter Spesialis Forensic Summy Hastry Purwanti mengatakan, pihaknya hanya mengidentifikasi para jenazah sebelum dilanjutkan oleh Tim DVI Polda Jawa Timur.
"Tugas saya dokter forensik mengurus jenazah, untuk identifikasi awal di sini sebelum proses identifikasi lebih lanjut di Jawa Timur," kata Summy Hastry Purwanti di RSUD Sultan Imanuddin, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1).
Dia menjelaskan tugasnya adalah membersihkan dan mengidentifikasi para jenazah Pesawat AirAsia QZ8501 yang sudah di evakuasi oleh Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI AL dan TNI AU di Lanud Iskandar, Pangkalanbun.
"Saya memang harus mempertahankan jenazah supaya tidak membusuk. Langkah-langkahnya, jenazah datang kita buka, kita foto, posisi awalnya apa, dia mengenakan apa, apakah masih utuh organnya, apakah masih bisa dikenali," jelasnya.
Menurut dia, para jenazah yang dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin sudah tak bisa dikenali lantaran sudah membusuk. Karena air laut yang mempercepat proses pembusukan.
"Dari kemarin wajah memang tidak bisa dikenali karena sudah dalam pembusukan karena proses air laut mempercepat pembusukan, kalau orang normal membusuk itu 4-5 hari," katanya.
Sementara dalam tugasnya yang dikirim dari Mabes Polri ke Pangkalanbun. Dia sudah mempunyai pengalaman mengidentifikasi para jenazah seperti kasus hilangnya pesawat MH17 di Ukraina, Pesawat Sukhoi dan kasus teroris Bom Bali I, Bom Hotel JW Marriot dan Mega Kuningan.
"Saya dari kepolisian forensik Polda Jateng dikirim dari Mabes terakhir kasus saya MH17, Sukhoi, Bom Bali I, teroris-teroris itu, JW Marriot, Mega Kuningan dan sebagainya. Kalau di Jateng ya pembunuhan itu, minimal 100 kali/tahun," ujarnya.
"Terakhir kasus yang saya tangani pembunuhan di Pekalongan, Banjarnegara dan keliling saja, kadang ditugaskan dari Mabes Polri otopsi ke Ternate, Gorontalo, Batam, dan sebagainya."
Baca juga:
Dua warga Filipina diduga ikut jadi korban AirAsia QZ8501
Tim DVI periksa korban AirAsia,pria bertahi lalat di pundak kiri
Satu jenazah berhasil diidentifikasi bernama Hayati Lutfia Hamid
'Berharap ada mukjizat tim SAR AirAsia bawa putri kami'
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.