Tim medsos cagub dan cawagub harus mulai hentikan perang & kebencian
Tim medsos cagub dan cawagub harus mulai hentikan perang & kebencian. Netizen akan menemukan titik jenuh dengan pelbagai perang di media sosial. Untuk mencuri simpati pemilih, tim medsos cagub dan cawagub harus mulai memposting hal-hal baik dan positif.
Tidak dipungkiri, jagat dunia maya saat ini dipenuhi perang opini dan kebencian serta berita bohong yang membuat suasana politik dalam negeri semakin panas. Kondisi ini sudah terjadi sejak putaran pertama Pilgub DKI Jakarta bergulir.
Pengamat Komunikasi Politik Effendi Gazali mengatakan, netizen akan menemukan titik jenuh dengan pelbagai perang dan kebencian di media sosial. Perang antar pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat serta Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada waktunya bakal mereda.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
"Masa setiap buka smartphone ada kalimat itu terus, orang ini enggak ada capeknya apa? Nah mungkin ketika di situ lahir sebuah disonansi politik yang memikirkan apa yang mereka buat dan bagus," ujar Effendi dalam dies natalis Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di Jakarta, Kamis (23/3).
Tim sukses dan pendukung harus mulai lebih cerdas memanfaatkan media sosial. Perang dan ujaran kebencian di media sosial tidak akan menguntungkan karena netizen kini sudah lebih rasional.
Untuk itu, kata dia, masing-masing tim media sosial pasangan cagub dan cawagub DKI sebaiknya mulai menyebarkan hal-hal yang sifatnya positif. Tujuannya menghapus kejenuhan di media sosial.
"Mungkin saatnya memulai postingannya menyampaikan pesan-pesan yang baik di Pilkada DKI Jakarta," kata dia.
Dia mengingatkan, setidaknya masih ada sekitar 450.000 pemilih di DKI yang belum menentukan suaranya. Jika media sosial digunakan dengan baik, maka bukan tidak mungkin pasangan cagub-cawagub bisa mencuri perhatian dan suara mereka.
"Walaupun samapai saat ini saya punya rasa khawatir akan brutal tapi kalau didengar di kedua pihak tadi, ada upaya menahan diri dan menghargai etika di media sosial," ucapnya.
"Paling tidak hari ini harus dua duanya melakukan, melayani serangan karena kalau enggak dilayani bahaya juga tuh, kalau satu kubu mau dibangun Pemerintah syariat kan mau enggak mau harus diklarifikasi. Tapi pada bagian lain, saya melihat ada di situ," papar Effendi.
Baca juga:
Pilgub DKI, Polda Metro akan sikat akun-akun provokatif di medsos
KPU DKI bakal pantau postingan cagub-cawagub di medsos
Panwaslu Kabupaten Bekasi sulit pantau kampanye di medsos
Ini alasan Ahok-Djarot gencar kampanye Live di media sosial