Tim SAR gabungan fokus evakuasi korban gempa tertimbun bangunan
Tim SAR gabungan fokus evakuasi korban gempa tertimbun bangunan. Basarnas menerjunkan 113 tim evakuasi berperalatan lengkap dan dua helikopter yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan evakuasi maupun angkutan logistik.
Tim SAR gabungan yang berasal dari TNI, Polri, Basarnas, pemerintah daerah, dan dibantu relawan terus berupaya melakukan evakuasi terhadap korban gempa Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo menuturkan, hingga saat ini tim SAR gabungan dibantu dengan relawan masih terus melakukan upaya pencarian korban di dalam reruntuhan bangunan.
"Saya pikir hari pertama tadi kita semua sibuk. Khususnya dalam konteks melakukan pencarian dan pertolongan masyarakat kita yang utamanya terjebak di reruntuhan," terangnya kepada merdeka.com di kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dia menambahkan, Basarnas sendiri telah menerjunkan 113 tim evakuasi berperalatan lengkap dan dua helikopter yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan evakuasi maupun angkutan logistik.
"Cukup banyak (personel). Dari TNI saja sudah banyak TNI-Polri di sana. Kemudian tambah dari kita (Basarnas) 113 (orang). Dengan dua (helikopter) saya pikir wilayah kabupaten sudah bisa ter-cover," jelasnya.
Ditanya soal kemungkinan masih adanya korban selamat tertimbun puing-puing, dirinya mengaku tidak bisa memastikan soal itu. "Saya tidak bisa memastikan ya. Tetapi puing-puing itu masih cukup banyak. Saya berharap para tim SAR gabungan hati-hati dalam rangka membersihkan puing," aku jenderal bintang tiga itu.
Ketika disinggung soal kendala yang dihadapi tim evakuasi di lokasi gempa, Soelistyo mengatakan jika itu bukanlah suatu kendala. Melainkan sebuah tantangan bagi tim SAR gabungan. Seperti contoh bagaimana tim dapat mengidentifikasi kemungkinan masih adanya korban selamat terjebak reruntuhan.
"Sebenarnya bukan kendala ya, (tapi) tantangan. Tantangannya itu bagaimana kita bisa mengetahui masyarakat kita yang kemungkinan masih hidup di bawah reruntuhan. Sehingga saya pesankan kepada anak-anak, hati-hati gunakan alat yang ada untuk bisa mendeteksi. Bisa juga dengan K9 anjing-anjing pelacak itu," sambung dia.
Soelistyo juga mengatakan bahwa belum mengetahui batas waktu proses pencarian berlangsung.
"Itu sangat tergantung dari incident commander yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Basarnas dalam hal ini adalah sebagai support," pungkas Soelistyo.