Tindas buruh bak budak, bos pabrik kuali terancam 15 tahun bui
Jaksa menuntut Yuki yang menyekap dan kerap memukuli para buruh di pabrik kuali itu.
Bos pabrik kuali di Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Yuki Irawan, mulai menjalani sidang perdana dugaan kasus perbudakan dan penganiayaan terhadap karyawan di bawah umur. Sidang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (26/11).
Yuki didakwa pasal berlapis oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Pasal 333 KUHP tentang Perampasan Hak Kemerdekaan warga Negara, Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan, Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, Pasal 24 UU 5/1984 tentang Perindustrian, Pasal 2 undang-undang No. 21/2007 tentang perdagangan orang, Pasal 88 No. 23/2002 tentang perlindungan anak di bawah umur.
"Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun," kata JPU Agus Hartono.
Dalam surat dakwaannya, JPU Agus mengatakan, dalam perekrutan karyawan, Yuki menawari para calon pekerja gaji Rp 500 ribu per bulan. Setelah 6 bulan kerja, gajinya dijanjikan naik menjadi Rp 1,5 juta per bulan.
"Selain itu para pekerja dijanjikan mendapat makanan enak, diberi rokok 1 bungkus setiap hari, mess bersih, satu kamar berisi tiga orang," katanya di depan Ketua Majelis Hakim Asiadi Sembiring.
Namun, setelah bekerja, ternyata para korban tidak mendapat seperti apa yang dijanjikan terdakwa. Sebanyak 30 karyawan tidur dalam satu ruangan berukuran 3x4 meter dan tanpa kasur. Di dalamnya hanya terdapat satu kipas angin dan satu kamar mandi.
"Barang-barang yang mereka bawa seperti ponsel dan pakaian ditahan oleh terdakwa. Setiap hari korban hanya memakai pakaian yang mereka kenakan. Jam kerja mereka tidak tentu, dari pukul lima pagi sampai jam delapan malam, kadang sampai jam 10 hingga tidak tentu," ujar Agus.
Para pekerja juga kerap mendapat penganiayaan dan tekanan dari pengawas pabrik yang diperintah Yuki, jika mereka tidak bekerja dengan benar. "Mereka ditekan supaya bisa memenuhi target produksi 200 kuali per hari. Selain itu juga ditakut-takuti supaya tidak kabur. Beberapa korban pernah dipukuli karena berupaya kabur," ujar JPU.
Atas dakwaan tersebut, Yuki melalui kuasa hukumnya Slamet Yuwono dari Kantor Pengacara OC Kaligis, menyatakan keberatan dan akan menyampaikan eksepsi (pembelaan).
"Kami akan menyampaikan eksepsi," kata Slamet.
Ketua Majelis Hakim Asiadi Sembiring memberikan waktu hingga Kamis (28/11) kepada kuasa hukum untuk menyusun eksepsi yang akan disampikan pada sidang selanjutnya.
"Kamis besok sidang dilanjutkan dengan pembacaan eksepsi dari terdakwa," katanya.