TK di Kampar terbakar, 9 ruang kelas ludes
TK di Kampar terbakar, 9 ruang kelas ludes. Awalnya, penjaga sekolah Muhalip sedang memperbaiki mesin genset di belakang sekolah TK Pembina dengan jarak sekitar 100 meter. Tak lama kemudian, Muhalip mendengar suara ledakan yang diduga berasal dari tabung gas elpiji.
Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Desa Petapahan Kecamatan Tapung kabupaten Kampar Riau terbakar Selasa (31/1) sekitar pukul 17.30 WIB. Akibatnya, 9 ruangan belajar, kamar penjaga sekolah, ruangan Tata Usaha dan dapur ludes dilahap si jago merah.
"Kebakaran diketahui pertama kali oleh penjaga sekolah Muhalip (36) yang berdomisili di TK tersebut," ujar Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardi Priadinata Sik kepada merdeka.com Rabu (1/2).
Awalnya, penjaga sekolah Muhalip sedang memperbaiki mesin genset di belakang sekolah TK Pembina dengan jarak sekitar 100 meter. Tak lama kemudian, Muhalip mendengar suara ledakan yang diduga berasal dari tabung gas elpiji.
"Kemudian Muhalip langsung melihat ke depan dan ternyata atap seng dan plafon ruangan kamar penjaga sekolah sudah terbakar dengan kondisi api membesar," ucap Edy.
Melihat kejadian itu, Muhalip berusaha untuk menyelamatkan barang-barang berharga milik sekolah dan meminta pertolongan warga sekitar untuk melakukan upaya pemadaman.
Selanjutnya Bhabinkamtibmas Desa Petapahan Bripka Masri bersama warga membantu upaya pemadaman serta menghubungi Kapolsek Tapung. Kemudian Bripka Masri menghubungi Tim pemadam kebakaran.
"Dan sekitar Pukul 18.30 Wib, Pemadam Kebakaran dari PT CPI Desa Petapahan sebanyak 7 orang bersama Kapolsek Tapung beserta anggota tiba di lokasi," ujar perwira menengah jebolan Akademi Kepolisian tahun 1996 ini.
Selanjutnya, sekitar pukul 19.30 Wib, api baru dapat dipadamkan oleh Tim Damkar PT CPI Desa Petapahan. Lokasi kebakaran saat ini telah dipasang Police Line atau Garis Polisi untuk dilakukan penyelidikan.
"Untuk sementara ini diduga penyebab kebakaran atas terjadinya korsleting listrik. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini, kerugian materil belum bisa diperkirakan," pungkas Edy.