TNI Sebut 2 Jenazah & 2 Korban Diduga Hidup Penembakan Papua Belum Ditemukan
Satgas TNI-Polri kembali menemukan satu jenazah korban penembakan pasukan pemberontak di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Jenazah berjenis kelamin pria tersebut ditemukan sekira pukul 13.00 WIT di sekitar lokasi pembantaian yakni jarak 500 sampai 1 Km dari poros jalan di dalam hutan.
Satgas TNI-Polri kembali menemukan satu jenazah korban penembakan pasukan pemberontak di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Jenazah berjenis kelamin pria tersebut ditemukan sekira pukul 13.00 WIT di sekitar lokasi pembantaian yakni jarak 500 sampai 1 Km dari poros jalan di dalam hutan.
Kapendam Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, Satgas gabungan TNI-Polri akan terus melaksanakan pencarian sisa korban yang belum ditemukan. Menurutnya, masih ada dua jenazah dan dua korban yang diduga masih hidup belum diketahui keberadaannya.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Siapa yang memimpin penyerahan bantuan 'Kemendag Peduli' di Papua Tengah? Terkait dengan bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang dialami wilayah Papua Tengah, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan, bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan langsung di bawah pimpinan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
-
Bantuan apa yang disalurkan Kementan untuk masyarakat Papua? Kementan merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia. "Kami sampaikan terimakasih karena kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8).
"Sesuai dengan data bahwa masih tersisa dua orang jenazah yang belum ditemukan dan dua orang korban yang diduga masih hidup hingga sekarang belum diketahui nasibnya," kata Kapendam Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, Minggu (9/12).
Saat ini pasukan gabungan TNI-Polri telah menguasai dan menduduki Distrik Yigi dan Mbua. Menurutnya, situasi di Distrik Mbua pasca penyerangan kelompok pemberontak terhadap pos TNI di Mbua pada 3 Desember lalu, sudah mulai berangsur normal kembali.
Namun di Distrik Yigi sebagian warga masih berlindung di hutan. "Masyarakat (Di Distrik Mbua) secara umum mengungsi ke hutan namun sejak kemarin hingga sekarang warga Mbua sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung dan kegiatan sosial serta roda ekonomi mulai berjalan kembali. Sedangkan di Yigi situasi kampung masih sepi hanya beberapa warga yang bertahan di kampung sementara sebagian masyarakat masih berlindung di hutan," katanya.
TNI Bantah Gunakan Serangan Udara dan Bom
Pihaknya juga membantah adanya pemberitaan yang menyebut dalam proses evakuasi, pasukan TNI melakukan serangan udara dan bom yang mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas.
"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helikopter angkut jenis bell dan MI-17. Tidak ada heli serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," katanya.
Selain itu, dia menegaskan, TNI hingga saat ini belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya pada saat melaksanakan upaya evakuasi, pihak pasukan pemberontak justru yang menyerang Tim Evakusi sehingga terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak.
"Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit Puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat. Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," jelasnya.
Dia juga menanggapi pernyataan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sabby Sambon yang menyerukan agar TNI bertempur secara benar, tak bertempur di luar zona tempur yang sudah ditentukan yakni di Yigi atau Mbua. Menurutnya, zona tempur tersebut adalah klaim TPNPB sendiri.
"Mereka mengklaim bahwa mereka telah menentukan zona tempur di kawasan Habema sampai dengan Mbua. Walaupun itu hanya klaim sepihak karena tidak pernah ada perjanjian antara TNI dan KKSB tentang zona tempur tersebut," katanya.
Dia juga menyatakan, faktanya pihak pemberontak justru yang telah melakukan pembantaian di bukit Puncak Kabo Distrik Yigi dan melakukan penyerangan Pos TNI di Mbua. Menurutnya, pemberontak telah melakukan serangan terhadap pasukan gabungan TNI-Polri yang sedang melakukan upaya evakuasi terhadap korban baik di TKP Puncak Kabo maupun di sepanjang jalur evakuasi Yigi-Mbua.
"Artinya mereka sangat tidak konsisten terhadap pernyataannya sendiri. Ini adalah cara bertempur sistem gerilya di mana tidak dikenal adanya zona tempur, tapi di mana pasukan TNI bertemu dengan KKSB maka di situlah zona tempurnya," katanya.
Dia menegaskan segala pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak pemberontak Papua untuk berusaha menggiring opini publik guna memojokkan TNI-Polri.
"Seolah-olah TNI-Polrilah yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM, sedangkan mereka yang telah membantai puluhan orang warga sipil yang tidak berdosa seakan-akan bukan suatu kesalahan," katanya.
Baca juga:
Emanuel, Korban Pembunuhan di Papua Bakal Dimakamkan Secara Militer
TNI-Polri Temukan 1 Jenazah Korban Pembunuhan Pasukan Pemberontak Papua
Istaka Karya Bantah Karyawan Korban Penembakan Papua Tak Terdaftar BPJS
Tangis Keluarga Korban KKB Pecah Saat Jenazah Imanuel Tiba di Kupang
Bupati TTU Kutuk Pemberontak Papua Tembak Mati Warganya di Nduga