Tolak taksi online, ratusan sopir reguler geruduk kantor Wali Kota Pekanbaru
Ratusan sopir taksi reguler demonstrasi di depan kantor Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Senin (21/8). Aksi ini kelanjutan dari insiden bentrok antara taksi online dengan taksi reguler di Persimpangan Lampu Merah Mall SKA Pekanbaru, Minggu (20/8) kemarin.
Ratusan sopir taksi reguler demonstrasi di depan kantor Wali Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Senin (21/8). Aksi ini kelanjutan dari insiden bentrok antara taksi online dengan taksi reguler di Persimpangan Lampu Merah Mall SKA Pekanbaru, Minggu (20/8) kemarin.
Perkelahian antaranak bangsa di hari kemerdekaan Republik Indonesia ini dipicu adanya larangan beraktivitas yang dikeluarkan Wali Kota Pekanbaru Firdaus hanya melalui spanduk. Spanduk itu bertuliskan taksi online dan segala jenis angkutan online dilarang di Pekanbaru. Spanduk itu dinilai menjadi provokasi antar sesama profesi taksi tersebut.
Saat menggelar demo, kendaraan roda empat yang rusak saat insiden dipajang di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru. Salah seorang sopir taksi reguler meminta agar Pemko Pekanbaru tidak mengeluarkan izin taksi online.
"Karena taksi online ini, pendapatan kami jadi terganggu. Periuk kami terganggu, ini masalah perut," teriak salah seorang sopir taksi.
Puluhan sopir taksi marah karena taksi online yang beroperasi tanpa izin dan dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah Kota Pekanbaru selama beberapa bulan belakangan.
"Kita taksi resmi dan ada izin dari pemerintah. Kita tidak setuju dengan adanya orang yang mengambil hak kita. Kita tidak akan membiarkan taksi online merugikan," kata sopir tersebut disambut sorakan sopir lainnya.
Para sopir juga mengklaim selama ini mereka patuh membayar pajak dan memiliki izin. Namun tidak dengan taksi online yang melakukan hal sebaliknya.
"Kami bayar pajak, kami punya izin. Kenapa yang gak ada izinnya masih tetap dibiarkan saja. Mereka tak punya izin," ucapnya.
Organisasi Angkutan Darat Kota Pekanbaru menyatakan sebanyak sembilan unit taksi mengalami kerusakan hingga 40 persen, sementara tiga pengemudi taksi mengalami luka-luka pasca insiden bentrokan dengan angkutan online, Minggu malam.
"Kerusakan taksi mencapai 40 persen. Kita berharap aparat penegak hukum menindak tegas pelaku-pelakunya," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Organda Pekanbaru, Agus Sikumbang.
Sikumbang meminta agar Pemerintah Kota Pekanbaru dapat menjembatani kepada perusahaan penyedia angkutan online untuk bertanggung jawab, dan memperbaiki seluruh kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan.
Bahkan, tiga pengemudi taksi yang terluka sempat dibawa ke Rumah Sakit. Dan kini, kondisi mereka sudah mulai membaik. "Tiga orang sopir kemarin kondisinya sudah mulai sehat, tidak dirawat inap," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara pengemudi taksi reguler dan online pecah di Simpang Mall SKA, Kota Pekanbaru terekam kamera warga dan kini viral di media sosial. Dalam rekaman berdurasi sekitar satu menit, terlihat pengemudi GO-JEK melakukan sweeping. Aksi itu diduga merupakan aksi balasan setelah beberapa jam sebelumnya sopir angkutan online diduga dianiaya sopir taksi reguler.
Peristiwa itu saat ini dalam proses penyelidikan kepolisian. Kerusakan taksi mayoritas terjadi pada kaca yang pecah. Selain itu, sejumlah lampu mobil juga tampak hancur.
Dari informasi yang dirangkum di Kepolisian, insiden berawal ketika sopir taksi reguler Puskopau dan Kopsi sengaja memesan sebagai penumpang untuk memancing taksi online.
Saat itu Go Car datang ke Mall SKA menjemput penumpang sesuai pesanan penumpang. Sopi taksi lebih kurang tujuh mobil yang sudah berkumpul marah dan langsung memukuli dan menggembosi ban mobil Go Car dan memberhentikan GO-JEK yang melintas.
Kemudian Minggu sore pada pukul 17.00 WIB para driver GO-JEK berencana melapor ke Polsek Tampan. Akan tetapi terjadi lagi keributan dan pengeroyokan oleh sopir taksi reguler terhadap pengendara GO-JEK Arief Setiawan (29).
Akibat kejadian itu, ratusan driver GO-JEK mendatangi lokasi. Mereka mengamuk dengan menghancurkan dan mengejar sejumlah mobil taksi reguler. Mereka memukul taksi dengan helm dan alat lainnya hingga ada mobil taksi yang pecah.