Toleransi Dalam Filosofi Satu Tungku Tiga Batu di Papua
Satu Tungku Tiga Batu merupakan elemen dan cermin toleransi. Tungku sebagai sebuah simbol kehidupan, ditopang oleh tiga batu sebagai lambang personal kau, saya dan dia yang menghubungkan perbedaan baik agama, suku maupun status sosial.
Toleransi di Bumi Papua masih terawat dengan baik. Hal ini diyakini sebagai buah dari kerja sama tiga komponen antara pemerintah, agama dan adat di sana.
Contoh nyatanya adalah ketika datang acara keagamaan seperti Hari Paskah dan Idulfitri, serta Natal, di mana semua umat terlibat dalam acara tersebut.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Pastor Dominikus D Hodo mengatakan, ketiga lembaga tidak bisa dipisahkan karena masing-masing mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan kedamaian masyarakat. Jika salah satu lembaga dipisahkan, maka hubungan persaudaraan bisa mengalami keretakan. Kebersamaan itu, antara lain bersumber dari filosofi "Satu Tungku Tiga Batu" yang ditanamkan oleh warga di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Informasi yang dihimpun, Satu Tungku Tiga Batu merupakan elemen dan cermin toleransi. Tungku sebagai sebuah simbol kehidupan, ditopang oleh tiga batu sebagai lambang personal kau, saya dan dia yang menghubungkan perbedaan baik agama, suku maupun status sosial.
Agama atau tempat ibadah, khususnya gereja, yang dianggap sebagai agen perubahan dalam kiprah pelayanannya di tengah-tengah masyarakat berbudaya harus bekerja sama dengan adat dan juga pemerintah, sehingga keadilan sosial dan kerukunan beragama bisa terwujud.
"Sehingga gereja, adat dan pemerintah sudah seharusnya bergandengan tangan terus menerus dan bersinergi untuk mewujudkan semua itu," kata Dominikus. Dikutip dari Antara, Kamis (13/4).
Toleransi beragama di Papua sangat berimbang karena spiritualitas kehidupan Orang Asli Papua (OAP) mencerminkan kerukunan yang baik.
Berangkat dari prinsip dari filosofi alam itu semua orang harus hidup berdampingan dengan gerakan yang positif, sehingga hampir tidak pernah ada hal-hal yang mengancam toleransi dan kerukunan umat beragama. Dalam pandangan Dominikus, kalau dipersentasekan, maka toleransi di Papua berada di angka 90 persen.
Pengurus Masjid Baiturrahim Jayapura Ustaz Abdul Kahar Yelipelle mengatakan selama Salat Tarawih dari awal bulan puasa Ramadan hingga saat ini, khususnya di Kota Jayapura, pemuda Kristen selalu menjaga keamanan bersama pihak kepolisian setempat.
Apa yang dilakukan merupakan tindakan yang sangat mulia dan luar biasa, sehingga harus dipertahankan sampai kapanpun, demi melestarikan hubungan baik sesama umat di Papua, khususnya di Kota Jayapura.
Dalam semangat menjaga toleransi, pemuda Islam di Papua juga melakukan hal serupa pada saat Hari Paskah dan Natal. Ini sudah menjadi kebiasaan umat beragama di Tanah Papua untuk saling menghormati.
Saling pengertian seperti inilah yang kemudian menciptakan suasana sejuk di Papua yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama, dalam menjaga keharmonisan dan pluralitas.
Tokoh Islam meminta, baik pemuda Islam maupun Kristen di Kota Jayapura, agar tetap mempertahankan guna menjaga kerukunan yang sudah terjalin hingga kini.
Pekerjaan bersama di masa depan adalah bagaimana menjaga kerukunan itu, sehingga meskipun ada perbedaan, tetap bisa mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Jika nilai-nilai kebersamaan yang berangkat dari filosofi Satu Tungku Tiga Batu itu terus dijaga, maka pembangunan di Papua juga akan berjalan lancar, kemudian provinsi paling timur Indonesia itu semakin maju di semua aspek kehidupan. Semua itu memerlukan komitmen bersama antara adat, agama dan pemerintah.
Pimpinan agama merupakan aktor terpenting dalam melakukan sosialisasi sekaligus pendekatan kepada masyarakat agar program pemerintah bisa dilaksanakan karena hakikatnya agama harus membawa kedamaian.
Sehingga semua pimpinan agama mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan pesan yang baik kepada setiap umat bahwa agama mengajarkan umatnya pada kebaikan.
Harmoni umat beragam di Kota Jayapura sampai saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran FKUB yang merupakan wadah bersama untuk berbeda agama, dalam merangkul dan melakukan pendampingan bagi masyarakat yang mendiami kawasan itu.
Sikap saling menghargai sesama umat di Kota Jayapura diabadikan dalam wujud berdirinya tugu "Harmoni Award" yang diresmikan oleh Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid Sa'adi pada 7 Maret 2023.
Keberadaan tugu itu menjadi catatan sekaligus tanda sejarah yang membuktikan bahwa kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama tetap terjaga dengan baik di Ibu Kota Provinsi Papua tersebut.
(mdk/cob)