Turun dari puncak Gunung Slamet, seorang santri jatuh ke jurang
Korban ditemukan dalam kondisi selamat. Hingga kemarin malam, tim SAR gabungan belum bisa mencapai lokasi lantaran cuaca buruk.
Makfud (17), santri pondok pesantren di Tegal jatuh ke jurang sedalam 20 meter saat turun dari puncak Gunung Slamet. Korban mendaki gunung bersama 28 temannya. Hingga Minggu malam, tim SAR gabungan masih berusaha mengevakuasi korban.
"Personel Basarnas Pos SAR Cilacap bersama SAR Purbalingga, SAR Bambangan, Tagana Kabupaten Banyumas, Tagana Kabupaten Purbalingga, Satgas Pramuka Peduli Kwartir Cabang Banyumas, Saka Bina Sosial Kwartir Cabang Banyumas, dan sukarelawan lainnya sudah mempersiapkan diri untuk menyusul tim SAR yang telah berada di puncak Gunung Slamet, yakni Pos 7 dan Plawangan," kata Komandan Tagana Banyumas Heriyana Ady Candra.
Hingga pukul 21.00 WIB, kondisi cuaca di jalur pendakian Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, yang fluktuatif karena kadang hujan kadang reda, dan berkabut menjadi pertimbangan tim SAR Gabungan untuk berangkat menuju lokasi.
Menurut dia, tim SAR telah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan di lokasi khususnya peralatan vertical rescue yang sudah disiapkan Basarnas Pos SAR Cilacap, mengingat kondisi medan yang sangat sulit dan berisiko tinggi.
Candra mengatakan, berdasarkan kesaksian salah seorang pendaki asal Jakarta Survivor, Angga (23), korban terjatuh ke dalam jurang dengan kedalaman 20 meter pada hari Sabtu (8/7) pukul 07.00 WIB.
Namun setelah ditunggu oleh Angga dan kawan-kawannya hingga pukul 13.30 WIB, korban ditinggal sendirian karena hari makin sore.
Angga beserta kawan-kawannya juga berusaha mencari rombongan pendaki lainnya di Pos 9, Pos 8 dan Pos 7 namun tidak ketemu sehingga mereka memutuskan segera turun ke Pos Pendakian Bambangan dan melaporkan kejadian yang menimpa Makfud.
"Korban atas nama Makfud merupakan santri Pondok Pesantren Al Falah, Babakan, Kabupaten Tegal. Dia mendaki Gunung Slamet bersama 28 temannya," kata Candra menjelaskan.
Setelah menerima informasi tersebut, kata dia, tiga personel SAR Purbalingga segera berangkat menuju lokasi kejadian pada Minggu pukul 10.00 WIB, disusul tiga personel lainnya.
Sesampainya di lokasi, lanjut dia, personel SAR Purbalingga berusaha menjangkau korban hingga akhirnya dapat ditemukan dalam kondisi masih hidup.
"Medan yang sangat sulit karena di jurang dan kekurangan peralatan serta kurangnya personel menyebabkan korban belum bisa dievakuasi tadi sore," katanya. Dikutip dari Antara.