Untuk bisa sekolah, bocah kelas 1 SD di Gianyar jadi pembantu
Kisah hidup Sri benar-benar memilukan. Bahkan tetangga selalu bercerita sambil menitikkan air mata.
Kendati tidak dipekerjakan sebagai pembantu, namun kesadaran Ni Made Sri Anjani bocah berumur 7 tahun terhadap kondisi ekonomi keluarga membuatnya ikut banting tulang. Dia edar dari rumah ke rumah menawarkan jasa bersih-bersih.
Kisah hidup bocah kelas 1 SD asal Banjar Sumampan, Kemenuh, Sukawati Gianyar, Bali ini benar-benar memilukan. Sejak usia satu tahunan, dia diasuh oleh kakek dan neneknya yang sudah renta. Itu setelah kedua orang tua bercerai dan justru menelantarkannya.
Di usia yang masih belia ini, Sri sudah menghadapi hidup yang sangat dalam. Tetangga Sri jika ditanya tentang kehidupan anak ini, selalu bercerita sambil menitikkan air mata.
Bahkan semangat anak ini bersekolah sangat tinggi, kendati mengenakan seragam sekolah bekas dan sepatu yang robek, tetap semangat menuju sekolah.
Untuk mendapatkan bekal sekolah, anak ini harus bekerja ke rumah tetangganya. Terkadang membantu menyapu, menyuci piring dan kegiatan lainnya.
"Saya tidak pernah tega izinkan Sri menyapu. Anak ini tidak mau dikasi uang cuma-cuma, kalau dipaksa dia selalu bilang bukan pengemis," ungkap salah seorang tetangga Sri di kampungnya di Gianyar.
Di rumah yang sudah tua, dia tinggal bersama neneknya Ni Made Salin (68) dan Kakeknya I Putu Pada (71). Tidak hanya menopang hidup dan sekolah sendiri, anak ini juga harus merawat kedua kakek dan neneknya.
"Kira-kira saat Sri berumur akan dua tahun, ibunya kawin lagi dan tidak pernah merawatnya lagi," ungkap I Putu Pada di Gianyar, Bali, Selasa (15/3).
Kata dia, Sri untuk sekolah sangat rajin. Kalau sakit dan masih bisa berjalan, Sri tetap sekolah. Tidak hanya itu selain banyak teman, Sri juga dikenal pintar di sekolahnya.
Hanya saja, Sri tidak memiliki waktu bermain, karena harus bekerja di tetangga untuk keperluan sekolah dan belanja.
"Saya tak mampu bayar pakaian dan buku-buku. Syukur ada tetangga yang berikan baju sekolah dan sepatu bekas, "tuturnya.
Di tengah kondisi serta terbatas, Sri tak bisa mendapatkan les pelajaran tambahan seperti kebanyakan teman sekolah. "Itu membuat dia mulai minder," pungkas kakeknya.
Dirinya berharap pemerintah dan dermawan bisa membantu memberikan beasiswa pendidikan untuk cucunya ini. Dirinya, mengaku justru takut dengan semangat sekolah dan kepintaran cucunya ini, lantaran tidak akan sanggup untuk terus menyekolahkannya.
Baca juga:
Tak sanggup bayar buku dan seragam, siswi SMP pilih putus sekolah
Menengok anak-anak Suriah belajar di bangunan bekas peternakan
Keprihatinan anak-anak Suriah tuntut ilmu di tempat seadanya
Pelajar di Purwakarta dilarang bawa motor, tapi boleh tidur di kelas
3 Siswi SMA di Lamongan ubah limbah tekstil menjadi listrik
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Kenapa penting untuk mengajarkan anak berdoa pulang sekolah? Doa ini tidak hanya sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelancaran aktivitas belajar, tetapi juga sebagai permohonan perlindungan selama perjalanan pulang.
-
Apa saja ciri kepribadian anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Kapan anak tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.