Update Korban Tragedi Kanjuruhan Dirawat di RSSA Malang, Begini Kondisinya
Sebanyak delapan pasien korban Tragedi Kanjuruhan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Empat orang pasien di antaranya dirawat di ICU dengan bantuan alat pernapasan.
Sebanyak delapan pasien korban Tragedi Kanjuruhan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Empat orang pasien di antaranya dirawat di ICU dengan bantuan alat pernapasan.
"Di ICU ada empat pasien, di ICU itu yang enggak stabil-stabil ya. Kemudian yang stabil tapi masih harus dipantau sampai sekarang empat pasien," kata Plt Direktur RSSA dr Kohar Hari Santoso, Senin (17/10).
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Sejumlah pasien yang rawat jalan juga sudah mulai menjalani kontrol, baik di poli bedah maupun poli mata. Sebanyak 70 pasien sudah dipulangkan dan secara berangsur sudah mulai menjalani kontrol.
Mereka yang dirawat di ICU RSSA dari Tragedi Kanjuruhan di antaranya disebabkan karena benturan kepala, kesadaran menurun dan terjadi injury otak. Selain itu juga terjadi persoalan di paru-paru. Pasien yang sudah pulang di antaranya kasus bedah dan gangguan mata yang perkembangannya selalu dikontrol.
Aminayu, orang tua dari korban atas nama Afrizal (10) mengungkapkan bahwa anaknya masih menjalani perawatan. Anaknya masih menunggu penanganan atau operasi kulit di paha.
"Sekarang anak saya masih dirawat di sini karena masih butuh perawatan kulitnya, yang katanya masih agak panjang. Perlu sabar katanya," ungkapnya.
Aminayu menceritakan, kondisi anaknya sudah mulai membaik dan sudah bisa berkomunikasi. Tetapi karena lukanya cukup lebar di bagian paha, sehingga masih butuh perawatan.
"Kita tinggal menunggu proses penyembuhan luka. Dia kan ada luka di paha," tegasnya.
Aminayu juga menegaskan bahwa selama perawatan tidak membayar alias gratis. Ia tidak pernah mengeluarkan uang berkaitan dengan urusan perawatan anaknya.
"Tidak bayar sama sekali, mulai dari datang, sampai sekarang enggak ada bayar apapun. Saya dengar Pak Jokowi juga bilang gitu waktu itu, nanti pengobatannya harus sampai selesai, pengobatannya sudah ditanggung oleh pemerintah," urainya.
Senada juga disampaikan oleh Susana, yang anaknya atas nama Kholifatur Rosyida masih menjalani perawatan. Putrinya, Susana mengalami patah tulang belakang dan sempat tidak sadarkan diri.
Anaknya sempat dirawat di sebuah rumah sakit swasta sebelum kemudian dibawa pulang. Tetapi setelah di rumah diketahui kalau tidak dapat menggerakkan kakinya, sehingga diarahkan kembali dirawat ke RSSA.
"Dibawa pulang ternyata enggak bisa gerak kakinya, terus dibawa oleh Arema dan petugas kelurahan ke RSSA sini sampai sekarang. Hari Kamis dioperasi, sekarang sudah mulai membaik," kisahnya.
Susana juga kembali menegaskan bahwa tidak membayar biaya apapun selama perawatan anaknya.
Pengakuan juga diberikan oleh Eti, orang tua dari korban Dian Puspita yang tidak sadarkan diri saat dibawa ke RSSA. Selain itu, anaknya juga mengalami kaki patah akibat peristiwa Sabtu, 1 Oktober itu.
"Sudah sadar Selasa ini. Sekarang sudah dirawat inap, semua sudah baik cuma dia belum bisa ngomong," urainya.
Eti juga menyampaikan bahwa tangan anaknya hingga saat ini masih belum bisa digerakkan. Tetapi sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berbicara.
"Jari-jari enggak bisa gerak sama sekali. Sudar sadar tapi ngomong masih belum," ungkapnya.
Kondisi serupa juga disampaikan oleh Ester ibu dari korban Debora Anca yang kondisinya mulai membaik. Kendati masih harus bersabar untuk menjalani perawatan agar bisa pulih.
"Saat dibawa ke sini enggak sadar, mulai sadar hari keempat. Sekarang sudah membaik cuma mulai sadar, ngomong, respons mulai bagus. Tangannya masih kaku," ungkapnya.
Baik Eti maupun Ester juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah mengeluarkan biaya terkait perawatan.
Sementara Rohaniah ibu dari korban atas nama Ade Prasetyo yang mengalami patah tangan. Ade mengalami patah tangan dan telah menjalani operasi.
"Sempat rawat inap satu Minggu. Ini kontrol pertama," tegasnya.
Keseluruhan pasien menyatakan bahwa tidak pernah mengeluarkan uang untuk perawatan anggota keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Semua pembiayaan ditanggung oleh rumah sakit, termasuk biaya kontrol para korban.
"Hari ini pasien dari Tragedi Kanjuruhan yang kontrol di poli bedah enam pasien, poli mata enam orang. Yang dirawat di sini pulang terus kontrol dan gratis kontrolnya," tegas Kohar.
Pemberlakuan gratis untuk korban Tragedi Kanjuruhan ditegaskan Kohar telah ditetap oleh Pemerintah Propinsi (Pemprov) Jawa Timur. Langkah tersebut didukung oleh Pemerintah Kabupaten dan Kota Malang.
Namun ditegaskan, bahwa masa tanggap darurat Tragedi Kanjuruhan memang sudah lewat. Sehingga apabila masih muncul pasien baru agar dilengkapi dengan surat keterangan dari otoritas Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat.
"Sekali lagi, pasien baru yang menyatakan bahwa saya kasus Kanjuruhan, kasus baru yang sebelumnya tidak pernah kontak berobat ke fasilitas di sini, mohon dilengkapi dengan surat keterangan dari otoritas Pemerintah kabupaten kota setempat," pungkasnya.
Pihak rumah sakit juga telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah di Malang untuk penanganan kasus baru tersebut. Tetapi hingga saat ini belum muncul adanya korban baru akibat Tragedi Kanjuruhan.
(mdk/cob)