Usai Demo Mahasiswa, Muncul Aksi Bela Rektor UP Terkait Pelecehan, Peserta Mengaku Dibayar 'Gocap'
Saat ini aksi demo tersebut sudah selesai. Mereka tidak sampai masuk ke dalam kampus karena diadang oleh petugas keamanan.
Mereka menuding ada kriminalisasi terhadap rektor berinisial ETH, yang diduga terlibat kasus pelecehan seksual.
- Demo Tolak Tapera Ricuh, Kepala Polisi Terluka Akibat Dibanting Mahasiswa
- Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Pegawai UP Naik ke Penyidikan, Pengacara Harap Eks Rektor Segera Tersangka
- Apa Kabar Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor UP? Ini Kata Polisi
- Cerita Mahasiswa Universitas Pancasila Diintervensi Usai Desak Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Dituntaskan
Usai Demo Mahasiswa, Muncul Aksi Bela Rektor UP Terkait Pelecehan, Peserta Mengaku Dibayar 'Gocap'
Unjuk rasa mahasiswa di depan kampus Universitas Pancasila (UP) ricuh pada Selasa (27/2) sore kemarin. Mereka menuntut rektor dicabut buntut pelaporan kasus pelecehan.
Pascalaporan itu, muncul sekelompok orang menggelar aksi di depan Universitas Pancasila (UP) Jakarta Selatan pagi ini, Rabu (28/3). Mereka menuding ada kriminalisasi terhadap rektor berinisial ETH, yang diduga terlibat kasus pelecehan seksual.
Terlihat belasan orang mengenakan pakaian hitam membawa poster dukungan terhadap eks Rektor UP "#Kami Bersama Prof. Edie" dan "#Stop Kriminalisasi Rektor"
Dalam rekaman video yang didapat, seorang orator mengemukakan pendapat yang berisi sejumlah tuntutan.
"Kami menuntut setop kriminalisasi rektor. Dua, isu pelecehan seksual hanya politisasi menjelang pemilihan rektor."
Kata sang orator, Rabu (28/2).
Massa itu mengaku membela ETH dan memberikan dukungan moral. Mereka menganggap, ETH sebagai rektor berprestasi.
"Kami bersama rektor. Prof Edie rektor berprestasi," ujar orator itu kembali.
Terpisah, pengakuan mahasiswa UP yang enggan disebut namanya, sebelumnya memang sempat beredar pesan berantai di WA yang isinya mengajak massa untuk berkumpul untuk menggelar aksi membela ETH hari ini.
Aksi dijanjikan hanya dua jam dari pukul 08.00-10.00 WIB.
"yu demo cukup 2 jam. Titik kumpul: Universitas Pancasila. Start jam 8 pagi bos smpe jam 10 pagi aja, sisanya kita makan baso bareng. Umur 16-35 cewe cowo bebas. Baju hitam. Fee 40.000 cash boss. Gadapet makan&transport soalnya cms 2 jam sbntr itu. Yang fix meluncur aja langsung gabung ke grupnya,” isi keterangan pesan yang didapat.
Isi Chat Tersebar di WA.
Dalam rekaman yang didapat juga, ada dua massa yang ditanya mengenai maksud aksinya di depan kampus UP. Seorang pemuda mengenakan kacamata dan memakai topi mengaku dia ikut aksi karena mendapat bayaran.
"Lu aksi gini dibayar berapa," tanya sang perekam.
Kemudian pemuda berkacamata itu menjawab dia mendapat imbalan Rp 50.000.
"Gocap," jawab pria berkacamata itu.
Kemudian sang perekam menanyakan pada pemuda lain yang mengenakan kemeja hitam. Namun pemuda itu mengelak telah mendapat bayaran.
"Nggak ada bang, bukan korlap, ini teman gua bang," jawab pria tersebut.
Saat ini aksi demo tersebut sudah selesai. Mereka tidak sampai masuk ke dalam kampus karena diadang oleh petugas keamanan.
Penjelasan UP
Pihak kampus Universitas Pancasila (UP) membantah laporan dugaan pelecehan seksual yang menimpa RZ (42) ada kaitan dengan pemilihan rektor (pilrek). Antara kasus ini dengan pilrek merupakan dua hal berbeda.
“Tidak ada hubungannya dengan pemilihan rektor, sama sekali ngga ada,” kata Warek IV Diennaryati Tjokrosuprihatono, Selasa (27/2).
Kedua korban yang melapor ke Polda Metro Jaya pun tidak menuntut apapun. Yang diinginkan hanya pemulihan nama baik.
“Mereka pun tidak menuntut apapun. Yang mereka harapkan adalah pemulihan nama baik saja,” tegasnya.
Spekulasi mengenai kaitan dengan pemilihan rektor terjadi karena waktu pelaporan yang memang dekat dengan proses pilrek. Namun pihak kampus menegaskan bahwa semua itu tidak ada kaitannya sama sekali.
“Jadi ngga ada hubungan dengan pemilihan rektor, tapi mungkin waktunya pas saja. Jadi tidak ada itikad mengganggu pemilihan rektor karena pilrek adalah hal biasa, ngga perlu kita campuradukkan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Yayasan Universitas Pancasila (UP) Yoga Satrio mengatakan proses pemilihan rektor sudah berjalan sejak Januari 2024. Panitia dibentuk tiga bulan sebelumnya.