Usai SMAN 1 Oksibil Diduga Dibakar KKB, 5 Jeriken BBM Ditemukan di SMPN 1 Oksibil
Polisi menyebut jeriken berisi BBM di kolong bangunan sekolah pertama kali ditemukan pelajar SMPN 1 Oksibil.
Polisi mengamankan lima jeriken Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di kolong bangunan SMPN 1 Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (6/12). Polisi menyebut jeriken berisi BBM di kolong bangunan sekolah pertama kali ditemukan pelajar SMPN 1 Oksibil.
Pelajar tersebut menemukan saat melaksanakan kerja bakti. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke guru yang kemudian dilanjutkan ke Wakapolres Pegunungan Bintang Kompol Anthon.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kenapa TPS di Distrik Naikere rawan diserang KKB? Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito mengatakan, polisi langsung mendatangi sekolah yang terletak di tengah kota tersebut setelah mendapat laporan. Polisi melakukan pemeriksaan hingga menemukan lima jeriken berisi BBM jenis pertalite.
Polisi menduga BBM itu nantinya akan digunakan untuk membakar gedung sekolah. Dugaan itu setelah sebelumnya KKB membakar salah satu bangunan SMAN 1 Oksibil yang berlokasi di Distrik Serambakom, Minggu (5/12) pagi.
"Patut diduga pemilik jeriken berisi BBM adalah anggota KKB yang akan membakar gedung sekolah tersebut," kata Cahyo dikutip dari Antara.
Cahyo menambahkan, barang bukti tersebut saat ini sudah diamankan di Mapolres Pegunungan Bintang di Oksibil.
Sebelumnya Minggu (5/12) KKB melakukan pembakaran terhadap dua bangunan yang berisi tiga kelas dan ruang guru serta kantor. "Dalam video yang beredar di media sosial KKB pimpinan Lamek Taplo menyatakan bertanggung jawab dan akan terus melakukan aksinya," kata Cahyo.
Alasan KKB Bakar Sekolah
Kepala Satgas Humas Nemangkawi, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, SMAN 1 Oksibil diduga dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Sekolah tersebut dibakar karena KKB tidak suka melihat pemuda Oksibil bersekolah dan berpikir untuk memajukan Papua.
"KKB ini tidak setuju lihat pendidikan maju sehingga terjadi pembakaran sebelum subuh di SMAN 1 Oksibil," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (5/12).
Kamal menjelaskan Satgas Nemangkawi bersama Polres Pegunungan Bintang dan Satgas Pamrahwan menerima laporan kebakaran di SMAN 1 Oksibil yang berada di Jalan Yapimakot Kampung Esipding Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, pukul 05.30 WIT.
Laporan dari Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Oksibil Kasiono langsung ditindaklanjuti tim Polri menuju lokasi.
Pukul 06.44 WIT, Wakapolres Pegunungan Bintang bersama personel tiba di lokasi dan langsung mengecek tempat kejadian kebakaran sekaligus mengamankan Lokasi tersebut.
"Petugas lalu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," ungkap Kamal
Jarak Sekolah dan Kantor Polisi 10 Kilometer
Dari hasil olah TKP, diketahui kebakaran di SMA Negeri 1 Oksibil diduga terjadi pada pukul 04.00 WIT. Sementara itu, jarak Polres dengan TKP sekitar 10 km menuju arah Distrik Serambakon.
Terdapat dua bangunan SMAN 1 Oksibil yang terbakar yang terdiri atas tiga ruang kelas, satu ruang kantor, dan 1 ruang guru.
"Kompleks SMAN 1 Serambakon ini terdiri atas 11 unit bangunan yang terbuat dari kayu/papan," jelasnya.
Dari hasil oleh TKP diperoleh fakta, lokasi SMAN 1 Oksibil yang terbakar dekat dengan TKP penembakan personel TNI di Jembatan Yapimakot Serambakon pada tahun 2020 dan 2021.
Kejadian kebakaran ini diduga terdapat unsur kesengajaan mengingat hasil pengecekan di luar TKP di ketinggian dan jarak tembak ditemukan banyak jejak alas kaki, puntung rokok, dan diduga tempat tiarap untuk memantau.
Menurutnya, adanya dugaan KKB pelaku pembakaran ini karena warga sekitar melihat tadi pagi tidak lama setelah api membakar sekolahan, beberapa orang membawa senjata api dan alat perang melintas tidak jauh dari saksi tinggal.
"Polres Pegunungan Bintang masih melakukan penyelidikan lebih Lanjut," jelas Kamal.
Usai kejadian, Wakapolres Pegunungan Bintang Bersama personel Polres dan Satgas Gabungan Polri melakukan patroli di sekitar lokasi kebakaran sekaligus menyampaikan kepada masyarakat Distrik Serambakon untuk bersama-sama menjaga situasi kamtibmas di wilayah tersebut.
"Wakapolres Pegunungan Bintang bersama personel Polres dan personel Sargas Gabungan Polri melanjutkan patroli guna memastikan situasi tetap aman dan kondusif," tutup Kamal.
(mdk/gil)