Usung The Magic of Ijen Geopark, Banyuwangi Ethno Carnival Pukau Ribuan Pengunjung
BEC 2023 mengusung tema The Magic of Ijen Geopark.
BEC 2023 mengusung tema The Magic of Ijen Geopark
Usung The Magic of Ijen Geopark, Banyuwangi Ethno Carnival Pukau Ribuan Pengunjung
Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2023 yang mengusung tema The Magic of Ijen Geopark berhasi memukau ribuan pengunjung, Sabtu (8/7/2023).
Pengunjung memadati catwalk jalanan sepanjang tiga kilometer. Dari jalan Veteran di sisi utara Taman Blambangan hingga di penghujung Jalan Jenderal Sudirman.
Suasana mendung yang berpotensi hujan tak menyurutkan langkah pengunjung untuk menyaksikan acara yang masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia itu.
Dengan antusias mereka menunggu para talent memeragakan adibusana yang memadukan lokalitas dan kreasi futuristik tersebut.
-
Apa saja tempat wisata yang hits dan terbaru di Banyuwangi? Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Kapan Festival Kita Bisa di Banyuwangi? Memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, Kabupaten Banyuwangi menggelar beraneka agenda. Salah satunya lewat Festival Kita Bisa yang menampilkan beragam karya dan kreasi dari anak-anak muda penyandang disabilitas.
-
Apa yang membuat Banyuwangi menjadi inspirasi bagi Indonesia? Hubungan harmonis antara agama dan budaya di Kabupaten Banyuwangi mendapat apresiasi banyak kalangan. Di antaranya dari tokoh dan akademisi nasional dalam rangkaian kegiatan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (22/9).“Nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang di banyak tempat kerap kali mengalami ketegangan yang berkepanjangan, justru di Banyuwangi mampu didialogkan dan diharmonikan dengan baik,” ungkap Penasehat Ngariksa Lukman Hakim Syaifuddin.
Setidaknya hal tersebut datang dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyempatkan hadir di tengah kunjungan kerjanya di Banyuwangi. Menurutnya, BEC ini menjadi bagian menjaga warisan budaya sekaligus mensyukuri anugerah alam yang diberikan Tuhan.
"Warisan budaya yang kita miliki ini akan terus berevolusi. Ini semua tergantung kita, mau menjaganya ataukah membiarkannya. Ini [BEC], saya kira, bagian dari cara Banyuwangi menjaga warisan tersebut," ujar Menkes Budi Gunadi.
Hal tersebut ditegaskan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Penyelenggaraan BEC bertujuan untuk memberikan panggung bagi penggiat seni budaya Banyuwangi dalam panggung yang spektakuler dan megah.
This is feedPanggung Talenta Banyuwangi
"Ini tidak sekadar tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada dunia," ungkap Ipuk.
"Ini bagian dari Banyuwangi Rebound, di mana bertujuan untuk membangkitkan ekonomi dan merajut kebersamaan semua stakeholder," ujar Bupati Ipuk.
BEC kali ini memang terasa spesial dibandingkan dengan edisi sebelumnya. Selain dihelat selama sepekan, perhelatan kali ini didedikasikan atas keberhasilan Banyuwangi menjadikan Geopark Ijen masuk dalam jejaring UNESCO Global Geopark. Atas dedikasi tersebut, defile BEC mengadaptasi sejumlah situs yang menjadi bagian dari kawasan Geopark Ijen. Mulai dari Gunung Ijen, Alas Purwo, Air Terjun Lider, Pantai Sembulungan, Pantai Pulau Merah, Pantai Parang Ireng sampai Pantai Sukamade.
Kostum yang dibawakan oleh ratusan talent tersebut merepresentasikan kekhasan masing-masing sub geosite tersebut.
Defile Gunung Ijen mencolok dengan pilihan warna tosca khas air kawah. Berpadu dengan aksentuasi kuning yang melukiskan belerang yang banyak dihasilkan di gunung satu-satunya yang punya api biru itu. Begitu pula dengan defile lainnya. Masing-masing menonjolkan kekhasannya. Seperti halnya penyu dari defile Sukamade, banteng pada defile Alas Purwo dan lain sebagainya. "Desainnya fresh dan menarik. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkap salah satu pengunjung yang tak pernah absen menyaksikan BEC sejak pertama kali dihelat pada 2011.