Vaksinolog: Manfaat Vaksin AstraZeneca Lebih Besar Daripada Risikonya
Penting untuk diketahui oleh masyarakat bahwa vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang paling banyak digunakan di dunia, “Penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah disuntikan hingga saat ini mencapai puluhan juta dosis,” ungkap dr. Dirga.
Vaksin COVID-19 dengan merek AstraZeneca diketahui telah digunakan di Indonesia bersama merek vaksin lain yang lebih dahulu hadir. Untuk menghindari informasi yang keliru terkait vaksin ini, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, vaksinolog, menjelaskan pentingnya masyarakat untuk mengetahui tentang vaksin merek AstraZeneca dengan lebih baik lagi.
“Vaksin AstraZeneca secara umum merupakan vaksin yang aman dan efektif. Vaksin AstraZeneca bersama Sinovac dan Shinoparm sebelumnya sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). EUA ini merupakan kajian akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, vaksin apapun yang telah mendapatkan EUA dari Badan POM bisa dipastikan keamanan dan efektivitasnya,” tegas dr. Dirga.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
Penting untuk diketahui oleh masyarakat bahwa vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang paling banyak digunakan di dunia, “Penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah disuntikan hingga saat ini mencapai puluhan juta dosis,” ungkap dr. Dirga.
Hal lain yang perlu diketahui masyarakat adalah, vaksin yang sudah diberikan izin penggunaan secara luas, masih terus diawasi penggunaanya. Proses ini merupakan proses berkelanjutan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian agar vaksin yang digunakan senantiasa aman di masyarakat.
“Tentu proses evaluasi dan monitoring setelah mendapatkan EUA ini terus berjalan. Para ahli, Badan POM, dan Kementerian Kesehatan terus mengawal peredaran dan penggunaan vaksin ini di masyarakat,” terang dr. Dirga lebih lanjut.
Terkait dengan beberapa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang masih diduga ada hubungannya dengan vaksin Astrazeneca, dr. Dirga menegaskan bahwa reaksi pasca vaksinasi adalah hal yang wajar. “Ini menunjukkan bahwa vaksin bekerja karena vaksin memiliki zat antigen sehingga perlu proses pengenalan pada tubuh untuk membentuk antibodi. Secara keseluruhan, KIPI pada AstraZeneca masih bersifat ringan dan bisa ditangani,” ujarnya.
dr. Dirga juga menambahkan, “Saat ini kita mendengar informasi beberapa kasus pembekuan darah abnormal yang disebut thrombosis yang dihubungkan dengan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini yang kita ketahui kejadian thrombosis ini amat sangat kecil yakni hanya 10 kasus dari 1 juta orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Kondisi inipun masih bisa ditangani secara medis. Para ahli saat ini terus mempelajari karakteristik kondisi thrombosis ini, namun dibandingkan dengan thrombosis akibat terinfeksi COVID-19, kejadian yang diakibatkan AstraZeneca sangat kecil. Kesimpulannya, vaksin AstraZeneca aman dan manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya,” paparnya.
Selain itu, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menggunakan AstraZeneca. “Banyak negara di Eropa dan Asia yang sudah menggunakan AstraZeneca dan bisa dilihat bahwa laporannya berhasil menekan kasus baru. Salah satu laporan menunjukkan bahwa setelah dosis pertama efektivitasnya sebesar 65% mampu mencegah penularan dan efektivitasnya untuk mencegah COVID-19 yang bergejala hingga 72%,” lanjut dr. Dirga.
Terakhir dr. Dirga mengajak masyarakat untuk tidak takut dan tidak ragu menggunakan vaksin AstraZeneca ataupun vaksin lain yang digunakan di Indonesia. “Kita tahu vaksin merupakan instrumen yang sangat penting untuk mengendalikan pandemi,” tutup dr. Dirga.
Baca juga:
Komnas KIPI: Semoga Autopsi Beri Jawaban Penyebab Kematian Trio
Rapat Kerja di DPR, Komnas KIPI Jelaskan 2 Kasus Meninggal Usai Vaksinasi AstraZeneca
Kronologi Kematian Trio Usai Divaksinasi AstraZeneca Versi Komnas KIPI
Jemaah Indonesia Belum Boleh Haji dan Umroh Kecuali Divaksin AstraZeneca
Ketua Komnas KIPI: Keluhan KIPI Serius Sinovac dan AstraZeneca Hampir Sama
Komnas KIPI Ungkap 3 Kasus Kematian Penerima Vaksin AstraZeneca