Viral Bayi Prematur Meninggal Dibuat Konten Foto Oleh Pihak Klinik, Ini Cerita Versi Keluarga
Dinkes mengatakan proses pengambilan foto harus dilakukan dengan izin dari pihak keluarga.
Pihak keluarga merasa ibu dan bayi malang itu tak mendapat penanganan layak saat lahiran.
Viral Bayi Prematur Meninggal Dibuat Konten Foto Oleh Pihak Klinik, Ini Cerita Versi Keluarga
Kasus meninggalnya bayi diduga akibat buruknya pelayanan klinik di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi perhatian banyak pihak.
Perhatian itu pun kian besar setelah foto-foto bayi yang diduga dijadikan konten oleh klinik beredar di media sosial.
- Kasus Bayi Prematur Meninggal karena Petugas Klinik Tak Becus & Dijadikan Konten Foto, Polisi Langsung Selidiki
- Bayi Prematur di Tasikmalaya Meninggal Usai Dijadikan Konten, Begini Penjelasan Dokter Anak
- Viral Acara Nikahan Adat Jawa Jadi Wisata Para Bule, Diminta Foto Bareng Pengantin
- Viral Balita Diajak Mendaki Gunung Kerinci Saat Kabut Tebal, Ini Penjelasan Pengelola
Diketahui, foto bayi baru lahir yang diduga jadi konten itu diunggah di akun media sosial instagram milik @nadiaanastasyasilvera yang merupakan kakak dari ibu bayi, Nisa Armila (23).
Dalam keterangan foto ia menuliskan “B***** !!!!!!!!!!!!! Bayi 1,5KG bukan nya di inkubator di oksigen dan di rawat secara intensif malah di foto2 video2 tanpa ada pemberitahuan ke keluarga dan ijin dari pihak keluarga !!!!!,” tulisnya.
Terkait hal tersebut, orang tua Nisa Armila, Tati Nurhayati kepada wartawan mengatakan, bahwa foto dan video konten cucunya dikirimkan pihak klinik pada Kamis (16/11) atau setelah bayi sudah meningga dunia. Ia menduga foto tersebut diambil sebelum bayi dan ibunya diperbolehkan pulang.
"Fotonya ada tulisan turut berbahagia atas kelahiran bayi. Padahal bayinya sudah meninggal, foto itu baru dikasih."
Kata Tati, nenek korban, Selasa (21/11).
Tati mengungkapkan bahwa pengambilan gambar bayi tidak diketahui oleh pihak keluarga. Dipastikan bahwa pihak klinik tidak meminta izin dari pihak keluarga dalam proses pembuatan konten foto tersebut.
Pengiriman foto dari pihak klinik diakuinya sangat membuat keluarga kesal. Apalagi foto yang berjumlah 15 dan video itu dikirim kepada anaknya sehingga kemudian mengakibatkan kondisinya semakin drop
"Anak saya jadi drop lagi. Bayi sudah dimakamkan, dikirim foto itu. Kami sakit hati, apalagi itu tidak tahu difotonya," ungkapnya.
Penjelasan Dinkes
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menyebut bahwa konten foto bayi yang baru lahir boleh dilakukan untuk catatan medik. Namun meski begitu foto itu tidak boleh disebarluaskan.
Terkait foto bayi meninggal yang beredar di media sosial, Uus tak bisa banyak berkomentar. Namun ia menjelaskan bahwa proses pengambilan foto harus dilakukan dengan izin dari pihak keluarga.