Viral Siswa Dianiaya dalam Kelas di Tangerang, Polisi: Itu Perkelahian
Aksi kekerasan di lingkungan SMK 2 Yupentek, Curug, Kabupaten Tangerang. Videonya viral di media sosial.
Aksi kekerasan di lingkungan SMK 2 Yupentek, Curug, Kabupaten Tangerang. Videonya viral di media sosial.
Viral Siswa Dianiaya dalam Kelas di Tangerang, Polisi: Itu Perkelahian
Berdasarkan rekaman video yang beredar, tampak seorang pelajar jatuh terkapar di lantai dan dipukuli seorang pelajar lainnya. Tindak kekerasan itu diduga terjadi dalam ruang kelas.
Kepala Unit Reskrim Polsek Curug, AKP Nurbianto membenarkan adanya peristiwa kekerasan itu. Dia menyatakan, kejadian itu adalah perkelahian antarsiswa. Keduanya dilaporkan telah kembali bersekolah seperti biasa.
- Viral Pengeroyokan Siswi SMP di Sumbar, Polisi: Motifnya Dendam
- Viral Polisi Bubarkan Paksa Turnamen Voli di Pasuruan, Begini Duduk Perkaranya
- Viral Pria Dorong & Tendang Polantas Berkali-kali di Jalanan Sampai Ditonton Warga, Ini Cerita Sebenarnya
- Viral Emak-Emak di Maros Nyetir Pikap Ringsek, Ini Penjelasan Polisi
Akibat perkelahian itu, korban dan pelaku sama-sama mengalami luka. "Sama-sama luka. Awalanya ini dikatain, dibilang biasa saja, jangan kaya perempuan. Terus salah satunya marah dan terjadi perkelahian," ungkap Nurbianto.
Polisi didampingi para orang tua siswa dan sekolah tengah melakukan mediasi.
"Hari ini mau mediasi, kemarin sebenarnya sudah mediasi cuma belum tuntas," ungkap Nurbianto.
Sementara pihak sekolah menyatakan perkelahian siswa akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Penyelesaiaan itu diinisiasi pihak Kepolisian,TNI dan tokoh masyarakat Curug, Kabupaten Tangerang.
Wakil kepala SMK 2 Yuppentek Muhamad Farihin menegaskan pihak sekolah tak jadi mengeluarkan dua siswa pelaku perkelahian.
"Sepakat kekeluargaan, karena yang satu mengaku benar. satunya mengaku benar. Sebenarnya pada hari kejadian juga telah diselesaikan dan disepakati damai. Karena viral akhirnya disaksikan Pak Kapolsek, Babinsa dan tokoh masyarakat memediasi peristiwa kemarin,” ungkap Muhamad Farihin.
Farihin menegaskan, berdasarkan aturan dan kesepakatan pihak sekolah, orang tua dan siswa sebelum resmi diterima menandatangani surat kesepakatan terkait tata tertib sekolah. Di antaranya tidak melakukan kekerasan dan tindak pelanggaran lain baik di dalam dan luar sekolah.
"Sanksinya jelas, kalau mengacu pada aturan sekolah ini harus ya kita keluarkan. Sebelum viral ini kedua belah pihak sudah damai 12 Oktober. Karena sudah damai saya berkewajban melakukan pembinaan, agar enggak putus sekolah. Kita lihat juga latar belakang orang tua pelaku (ibu cuci). Makanya dari sekolah tidak memutus untuk belajar."
Wakil kepala SMK 2 Yuppentek Muhamad Farihin.
Menurut Farihin, dua siswanya yang berkelahi itu adalah siswa kelas I SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Kedua siswa itu juga berada dalam satu kelas yang sama.
"Satu angkatan, satu kelas, satu meja. Karena anak-anak kadang bercanda, enggak tahu kalau anak itu sakit hati," ucap Farihin.
Farihin juga menerangkan kalau peristiwa keributan di dalam kelas itu terjadi saat pergantian jam pelajaran sekitar pukul 10.00 WIB. Mulanya, pelaku diduga sakit hati dengan ejekan korban yang mengatai pelaku.
"Usai belajar, saat pergantian guru dari IT ke Bahasa Indonesia jam 10," terang Farihin.
Meski begitu, pihak sekolah dan kepolisian masih memburu siswa yang melakukan perekaman dan penyebaran video perkelahian di dalam ruang kelas SMK 2 Yuppentek.
"Polisi juga minta sumber dari mana, ini masih pengembangan. Baru dua siswa diminta keterangan," tandas Farihin.