Wabah campak serang 12 balita di Bali
Kasus campak di Bali sendiri sempat terjadi pada bulan April 2014 dan kembali terjadi pada Juli saat ini.
Sebanyak 12 balita di empat kabupaten/kota di Provinsi Bali, terserang penyakit campak selama bulan Juli 2014. Untuk menekan penyebaran wabah campak di Pulau Dewata, saat ini warga terus digalakkan program imunisasi di instansi kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya, menyebutkan, dari ke-12 balita yang terkena campak itu yang berasal dari Kabupaten Karangasem sebanyak lima orang, Kabupaten Klungkung ada dua orang, Kabupaten Buleleng dua orang serta Kota Denpasar ada tiga orang.
Untuk saat ini, pihaknya sudah mengirimkan 12 sampel serum darah itu ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya Laboratorium dan saat ini masih menunggu hasl pemeriksaan lebih lanjut.
"Ini merupakan langkah awal dan deteksi dini untuk mengetahui positif atau tidaknya tersangka campak itu," ujar Ketut Suarjaya di Denpasar, seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/7).
Ketut Suarjaya mengatakan, penyakit campak tersebut menjadi perhatian Dinas Kesehatan Bali karena penyebaran penyakit ini selalu ada dan terbilang tinggi. "Kasus campak di Bali sendiri sempat terjadi pada bulan April 2014 dan kembali terjadi pada Juli saat ini," ujar Ketut Suarjaya.
Lebih jauh, Ketut Suarjaya mengatakan, penyebab kasus campak tersebut dapat dilihat dari status kesehatan bayi di masing-masing daerah itu. Upaya untuk melakukan pencegahan maraknya penyakit campak ini, pihaknya sudah melakukan upaya promosi kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Apabila masyarakat mau dan sadar untuk melakukan PHBS ini penularan penyakit campak dapat dicegah," katanya.
Selain melakukan upaya PHBS, pihaknya terus menggalakkan program imunisasi campak yang dilakukan di masing-masing pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota. "Pemberian imunisasi pada balita dilakukan untuk mencegah rantai dingin penyebaran campak tersebut dan harus mendapat perhatian khusus," lanjut Ketut Suarjaya.
Ketut Suarjaya menambahkan bahwa faktor penyebab penyakit tersebut yakni keturunan, kurang sadarnya untuk melakukan PHBS, lingkungan, dan pelayanan kesehatan yang kurang optimal.
"Namun untuk di Bali sendiri faktor penyebab campak itu kemungkinan akibat lingkungan dan untuk pelayanan kesehatan di masing-masing kabupaten/kota sudah terus disiagakan dengan melakukan mekanisme rujukan berjenjang," ujarnya.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi di sembilan kabupaten/kota untuk mencegah penyakit campak tersebut sehingga tidak menularkan kepada balita lainnya.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Apa kegiatan yang diadakan di Banyuwangi untuk menghibur anak yatim? Melalui Festival Anak Yatim (FAY) menghadirkan kecerian bagi 1445 anak yatim di Banyuwangi. "Kami ingin menjadi bagian dari anak-anak titipan Tuhan ini untuk mewujudkan impiannya. Menghadirkan keceriaan dan kebahagiaan bagi mereka," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka acara di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Rabu (26/7/2023).
-
Siapa yang lebih sering dikaitkan dengan kesehatan anak di Indonesia? Selama ini, di Indonesia, tanggung jawab terkait kesehatan anak sering kali hanya dikaitkan dengan ibu.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan untuk kesehatan anak? Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan, Diare, Tipes, Kekurangan Gizi, Masalah Gigi, Radang Tenggorokan, Obesitas, Kerusakan Usus, Kematian.
-
Bagaimana proses pengobatan dengan Anak Balam? Sebelum memulai ritual, pihak yang akan berobat harus menyediakan beberapa syaratberupa ramuan obat dan sesajian yang diserahkan kepada dukun. Sesaji itu berupa Bungo Tujuah macam untuk mendiagnosa pasien, Limau Tigo Macam atau jeruk tiga jenis, 15 sajian bahan lainnya yang ditujukan untuk roh leluhur atau dewi yang dipanggil dukun.
-
Kenapa banyak orang tua di Indonesia terlambat membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan? Sering kali, orang tua tidak menganggap serius gejala awal yang muncul pada anak-anak mereka.
"Biasanya apabila seorang balita terkena campak dan menularkan ke yang lain gejalanya yang ditimbulkan kemungkinan ringan," tutur Ketut Suarjaya.