Wacana Polisi Tak Lagi Tilang Fisik, Beragam Cerita Warga Hadapi Polantas di Jalan
"Saya sih setuju ya soalnya terkadang tidak jelas, tiba-tiba ditilang. Uang damai yang diminta juga besar, jadi ya sama saja. Lebih baik ikuti proses hukum saja lah," kata Arif kepada merdeka.com (22/1).
Calon Kapolri terpilih, Komjen Listyo Sigit berencana menghapus penilangan fisik di jalan dan menggantinya menjadi sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi praktik pungutan liar maupun suap-menyuap saat proses penilangan langsung oleh Polisi Lalu Lintas (Polantas).
Apa tanggapan masyarakat? Sebagian besar setuju dengan rencana Sigit ini.
-
Bagaimana tanggapan Kapolri terkait kasus yang menjerat Panji Gumilang? "Ya tentunya tahapan penyidikan kan sekarang sedang berjalan, untuk proses penyidikan tentunya kan membutuhkan kelengkapan alat bukti sesuai yang diatur oleh KUHAP, karena ada beberapa pasal yang masuk, yang tentunya kita harus dalami satu persatu," tutur Listyo kepada wartawan di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (21/7).
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan Klenteng Talang dibangun? Klenteng Talang dulunya dibangun tahun 1450 masehi.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan seleksi tingkat Mabes Polri untuk calon taruna Akpol yang lulus di Polda NTT? Mereka yang lulus masih akan mengikuti seleksi di tingkat Mabes Polri pada 7 Juli hingga 1 Agustus 2024.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
Pengemudi ojek online di Jakarta Selatan, Arif (23) menyambut baik rencana Sigit itu. Kata dia, cara itu bisa menutup celah Polisi yang kerap memeras pengendara dengan nominal yang tidak masuk akal.
"Saya sih setuju ya soalnya terkadang tidak jelas, tiba-tiba ditilang. Uang damai yang diminta juga besar, jadi ya sama saja. Lebih baik ikuti proses hukum saja lah," kata Arif kepada merdeka.com (22/1).
Arif yang merupakan warga asli Jawa Tengah itu berharap, ke depan, sistem ETLE bisa segera direalisasikan di seluruh daerah agar. Untuk daerah tempat kelahirannya sendiri, Arif mengatakan, ETLE sudah diberlakukan.
"Saya aslinya orang Purbalingga, di sana sih sudah mulai diberlakukan juga ya. Saya sempat pulang kampung pas lebaran tahun kemarin nah itu sudah ada e-tilang," kata dia.
©2020 Merdeka.com
"Semoga dipasang di semua jalan ya, setahu saya belum semuanya," lanjut Arif.
Seperti yang diketahui, ETLE bukan hanya sudah diberlakukan di Jakarta saja, di Purbalingga sudah dimulai sejak bulan Maret 2020, meskipun CCTV dipasang secara bertahap, tidak langsung di seluruh ruas jalan.
Pada bulan Mei hanya di Pasang di simpang empat di depan Mapolres Purbalingga. Sementara itu pada bulan Mei, jalan Mayjen Sungkono juga sudah dipasang camera CCTV ETLE.
Selain di DKI Jakarta, ETLE memang sudah diterapkan di kota-kota besar lainnya seperti di Solo, Surabaya, dan Klaten.
Senada dengan Arif, seorang pengajar di Jakarta, Rena (bukan nama sebenarnya), mengaku setuju dengan rencana Komjen Sigit itu. Menurutnya, sebagian Polantas yang melakukan penilangan hanya untuk mencari pundi-pundi rupiah saja.
Dia bahkan punya pengalaman buruk menghadapi polisi di jalan. Dia bercerita, pernah ditilang di jalan, namun Polantas tersebut secara terang-terangan meminta ‘uang damai’.
©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani
Padahal, dia meminta Polantas tersebut untuk menilang dirinya jika memang melanggar aturan lalu lintas.
"Ini kejadian 4 tahun lalu, tapi saya masih ingat ya. Waktu itu saya baru pulang, tiba-tiba ada polisi yang menilang saya, saya dibilang melewati garis pembatas. Ya sudah, saya bilang tilang saja. Tapi polisi itu malah nawarin saya untuk berdamai. Saya bilang karena menurut bapak saya salah, ya sudah saya ikuti proses hukumnya,” kata Renatha bercerita.
Celakanya, polisi itu malah membujuknya untuk berdamai. Bahkan, polisi tersebut memberikan kode agar berdamai saja.
“Dia sampai nanya ke saya 'ibu berapa lama sih tinggal di Indonesia? Masa nggak ngerti juga' hahaha (tertawa). Mungkin karena perawakan dan nama saya masih bule sekali ya. Padahal kan tahu saya sudah tinggal di Indonesia puluhan tahun," lanjut dia bercerita kepada merdeka.com, Jumat (22/1).
Sementara itu, salah satu warga asal Serpong, Tangerang mengaku setuju dengan rencana Komjen Sigit ini. Namun, dia meninggalkan beberapa catatan penting.
"Setuju sih saya, bagus itu, biar tidak ada lagi oknum-oknum polisi yang nakal. Tapi kalau ETLE mau diterapkan 100 persen ya harus dipastikan fasilitasnya terpasang di seluruh jalan ya," kata Yoga saat dihubungi merdeka.com, Jumat (22/1).
©2020 Merdeka.com
Pria yang akrab disapa Agoy ini juga berharap, agar tidak ada lagi kasus salah tilang menggunakan ETLE. Dia mengaku pernah beberapa kali membaca berita mengenai orang-orang yang mendapatkan surat tilang di rumahnya, namun ternyata bukan kendaraannya yang ditilang.
"Kan sempat ramai tuh di Twitter, yang pada cerita dapat surat tilang, tapi ternyata pelat mobilnya beda atau ternyata salah orang lah. Temannya teman kantor saya juga pernah kaya gitu. Ya semoga saja enggak kejadian lagi," harap dia.
Seperti yang diketahui, kasus salah tilang dengan ETLE memang sempat ramai beberapa waktu lalu. Ada beberapa kejadian di mana pelanggar lalu lintas yang tertangkap kamera CCTV ternyata menggunakan pelat nomor palsu untuk mengelabui kamera pengawas ETLE.
Sehingga, yang mendapatkan surat tilang justru orang lain yang memiliki pelat nomor yang sama dengan yang terdeteksi di kamera pengawas.
Baca juga:
DPR Mengirimkan Surat Persetujuan Calon Kapolri Komjen Sigit ke Mensesneg
Mengintip Kesiapan Polda Metro Dukung Komjen Sigit Ganti Tilang Manual ke ETLE
Polda Metro: Polisi Tilang Pengendara di Jalan Dihapus Secara Bertahap
Dukung Tilang Dihapus, Kompolnas Minta Komjen Sigit Sanksi Anggota Lakukan Pungli
Amien Rais soal Komjen Sigit Janji Ikuti Rekomendasi Komnas HAM: Mari Kita Lihat