Wali Murid Ungkap Banyak Psikologi Siswa SDN Pondok Cina 1 Terguncang
Ia menjelaskan pada minggu awal kejadian banyak siswa yang menangis hingga kecewa karena tidak mendapatkan pembelajaran lagi. Beberapa di antaranya juga ada yang merasa khawatir tidak dapat mengikuti ujian kenaikan kelas.
Wali Murid SDN Pondok Cina 1, Deolipa Yumara mengatakan kondisi siswa yang belajar di sana terbilang cukup miris. Menurutnya, ada beberapa siswa yang psikologisnya terguncang usai ditelantarkan oleh pihak guru.
"Kan kejadiannya dari sekitar November tanggal tujuh sampai sekarang, jadi di awal-awal keadaan psikologis anak terguncang karena enggak ada guru," ujar Deolipa saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (21/12).
-
Mengapa Octa merehab Sekolah di Depok? “Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki dan memperbesar infrastruktur pendidikan lokal untuk mengakomodasi penambahan jumlah siswa di wilayah tersebut. Tujuan utama lainnya adalah memberi para siswa dorongan moral serta memotivasi mereka untuk proaktif dalam mengejar ilmu dan mempelajari sains,” tulis keterangan resminya, Senin (13/5).
-
Dimana kecelakaan maut pelajar Depok itu terjadi? Kecelakaan teranyat tepatnya di Jalan Raya Kampun Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam.
-
Kapan kecelakaan bus pelajar Depok terjadi? "Waktu kejadian pada hari Sabtu, 11 Mei 2024 sekira pukul 18.45 WIB," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast saat dikonfirmasi, Jakarta, Sabtu (11/5).
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
Ia menjelaskan pada minggu awal kejadian banyak siswa yang menangis hingga kecewa karena tidak mendapatkan pembelajaran lagi. Beberapa di antaranya juga ada yang merasa khawatir tidak dapat mengikuti ujian kenaikan kelas.
"Karena enggak ada yang mengkreditkan mereka lulus atau tidak, karena enggak ada gurunya juga," jelas Deolipa.
Namun, selama pihak guru tidak ada yang mengajar para siswa berinisiatif untuk tetap dapat mendapatkan pembelajaran. Sekalipun mereka harus diajarkan oleh sesama siswa.
"Nah kalo ada anak yang cerdas ngajar jadi guru. Kelas 1 ngajarin kelas satu atau anak kelas 6 ngajarin kelas 5, anak kelas 5 ngajarin kelas 4 kan begitu jadinya kan," ucap kuasa hukum wali murid SDN 1 Pocin.
Hingga akhirnya kondisi tersebut sampai telinga wali murid dan turut turun tangan untuk menggantikan posisi guru agar para anak siswanya tetap belajar.
"Untungnya wali murid mengetahui, karena enggak ada guru akhirnya wali murid berinisiatif di minggu-minggu pertama mereka mengajar," pungkas mantan kuasa hukum Bharada Richard Eliezer.
(mdk/eko)