Warga Depok Divonis Positif Covid-19 Padahal Belum Tes PCR, Ini Penjelasan Kemenkes
Diberitakan sebelumnya, Jamaludin yang biasa disapa Jamal kaget mendapat isi pesan singkat WhatsApp dari Kemenkes pada Rabu (9/2) dan menyatakan dirinya positif Covid-19. Saat Jamal mengecek aplikasi PeduliLindungi dan tertera bahwa hasil PCR dirinya positif dari laboratorium RS Brawijaya Depok.
Jamaludin (36), seorang warga Depok ini harus menggigit jari. Betapa tidak, ia divonis positif Covid-19 olehlaboratorium Rumah Sakit (RS) Brawijaya Depok.
Padahal, sekalipun Jamaludin belum melakukan tes PCR. Menanggapi itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan peristiwa itu terjadi akibat human error atau kelalaian petugas yang mengiput data pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
-
Bagaimana cara Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Kenapa Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Azwar Anas juga memastikan tes CPNS tahun ini akan lebih ketat. Salah satunya, dengan memasang dua kamera Face Recognition. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi joki CPNS."Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Apa yang diukur oleh tes IQ? Tes IQ sendiri sebenarnya mengukur berbagai keterampilan kognitif seperti logika, penalaran, pemecahan masalah, dan kemampuan memahami informasi.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
"Mungkin human error, kan bisa terjadi salah ketik nomor KTP atau nomor telepon ya," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (12/2).
Nadia menyampaikan new allrecord (NAR) Kementerian Kesehatan dan PeduliLindungi hanya menerima data yang dilaporkan laboratorium.
"Ini kan data dari laboratorium yang langsung terkoneksi (ke PeduliLindungi)," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Jamaludin yang biasa disapa Jamal kaget mendapat isi pesan singkat WhatsApp dari Kemenkes pada Rabu (9/2) dan menyatakan dirinya positif Covid-19. Saat Jamal mengecek aplikasi PeduliLindungi dan tertera bahwa hasil PCR dirinya positif dari laboratorium RS Brawijaya Depok.
"Sebelumnya saya tidak pernah melakukan PCR Swab sekalipun di RS Brawijaya Depok," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/2).
Jamal kemudian menghubungi pihak PeduliLindungi melalui saluran telepon dan meminta dilakukan perubahan status hasil tes yang tidak valid tersebut. Berdasarkan keterangan operator PeduliLindungi, mereka hanya menerima data tersebut.
Jamal diminta menghubungi langsung RS Brawijaya Depok. Ketika menghubungi pihak RS, keluhan-keluhan tersebut kemudian ditampung dan diteruskan oleh pihak laboratorium RS. Setelah berhari-hari menghubungi banyak pihak, akhirnya status Jamal sudah berubah tidak lagi positif Covid-19 di PeduliLindungi. Dia pun merasa lega atas perubahan status itu.
"Sudah normal, mereka kan juga nerusin ke Pusdatin. Kemarin juga saya minta arahan dari Kemenkes. Cuma sekarang mereka lagi ngurusin ke Pusdatin segala macam sehingga belum tahu ya sudah diselesaikan atau belum. Kalau dari saya minta pihak RS ada permintaan maaf saya tidak mau panjang. Yang jelas dari mereka bisa memperbaiki," ungkapnya.
Jamal sudah meminta konfirmasi dari pihak RS terkait hal tersebut. Keterangan yang dia dapat bahwa pihak RS mengaku ada kesalahan input data. Jamal menjelaskan dari keterangan RS bahwa ada kesamaan nama dan tanggal lahir dirinya dengan orang lain.
"Mereka mengakui kalau ada kesalahan input, dan kebutulan nama dan tanggal lahirnya sama, itu yang disayangkan," tambahnya.
Jamal pun mengalami kerugian atas kekeliruan data tersebut. Selama beberapa hari dirinya tidak bisa bekerja.
"Saya enggak bisa kemana-mana dua hari. Dari jam 3 pagi sampai malam masih telfonin 119 lagi menanyakan ini gimana. Terus nelpon ke pihak mereka. Mereka komunikatif dan mereka bilang masih diurus-urus dan menjanjikan. Saya masih, sebenarnya saya surat (bebas Covid-19) saja sudah cukup," akunya.
Baca juga:
Mengaku Tak Pernah PCR, Pria di Depok Dinyatakan Positif Covid-19 oleh RS
Takut DNA-nya Dicuri Rusia, Emmanuel Macron Tolak Tes Covid Saat Bertemu Putin
50 Tenaga Kesehatan RSMH Palembang Positif Covid-19 usai Ikut Swab Test Massal
Ilmuwan China Bikin Alat Tes Covid-19 dengan Hasil 4 Menit
Hasil Tes PCR Berbeda Picu Kecurigaan, Ini Penjelasan Menkes
Sudah Tes Antigen Calon Penumpang ini Diminta PCR, Ngamuk Tiket Hangus Gagal Terbang