Warga di Mojokerto rela terinjak saat berebut gunungan haul Kakek Sunan Ampel
Memperingati haul Syekh Jumadil Kubro ke-642, ribuan warga berebut gunungan palawija, buah dan sayuran serta jajanan pasar yang digelar di kompleks makam Troloyo, Desa Sentonoreji, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Kamis (5/10) Siang. Para ibu rela terinjak injak untuk mendapatkan gunungan yang diinginkan.
Memperingati haul Syekh Jumadil Kubro ke-642, ribuan warga berebut gunungan palawija, buah dan sayuran serta jajanan pasar yang digelar di kompleks makam Troloyo, Desa Sentonoreji, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Kamis (5/10) Siang. Para ibu rela terinjak injak untuk mendapatkan gunungan yang diinginkan.
Ada tiga gunungan besar disiapkan dalam acara ini. Satu berisi palawija, sayur sayuran dan buah buahan, satu gunungan berisi nasi kuning beserta lauk pauk dan satu gunungan berisi jajanan pasar. Selain itu beberapa tumpeng dan makanan hasil kerajinan warga disiapkan untuk diperebutkan.
Sebelum diperebutkan, tiga gunungan dan sejumlah tumpeng, diarak warga berpakaian ala kerajaan Majapahit, mulai dari Pendopo Agung sampai Kompleks Makam Troloyo sepanjang 2 kilometer.
Salah satu warga Munah (45) mengaku ikut berebut gunungan karena dipercaya bisa mendapat berkah dari Tuhan. Hasil bumi dan makanan yang didapat, dibawa pulang untuk dibagikan kepada keluarga.
"Saya tadi dapat sayuran dan palawija. Nanti saya masak untuk keluarga dirumah," kata Munah, Kamis (5/10).
Sementara warga yang lain Sujiah (60) warga Desa Sentonorejo, bahkan berebut sambil mengendong cucu yang baru berusia 1 tahun. Dia mengaku selalu ikut berebut gunungan dalam acara haul Syekh Jumadil Kubro yang digelar setiap tahun.
"Setiap tahun saya ikut, ini sama cucu saya. Makanan saya bagi sama keluarga supaya dapat berkah, panjang umur dan sehat bisa mengasuh cucu," ucap Sujiah.
Wakil Bupati Mojokerto Pung Kasiyadi mengatakan, kenduri gunungan sudah digelar sejak dulu setiap haul Syekh Jumadil Kubro. Tujuannya untuk melestarikan budaya asli Majapahit, serta untuk mengangkat pariwisata budaya dan religi.
Syekh Jumadil Kubro merupakan Kakek Sunan Ampel, yang merupakan sesepuh Wali Songo, penyebar agama Islam di Jawa.
"Syekh Jumadil Kubro adalah kakek Sunan Ampel, sesepuh Wali Songo. Setiap haul selalu diperingati dengan tradisi seperti yang dilakukan para leluhur. Selain untuk melestarikan tradisi yang ada, ini juga untuk meningkatkan potensi wisata budaya dan religi. Karena di Kabupaten Mojokerto banyak sekali potensi wisata religi, budaya maupun wisata alam," kata Pung Kasiyadi.