Warga Lebak Korban Pergerakan Tanah Ingin Cepat Direlokasi
Saat ini, kata dia, warga merasa ketakutan tertimpa reruntuhan bangunan karena kondisi rumahnya rusak berat, bahkan belum lama ini empat rumah roboh.
Warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, korban pergerakan tanah (soil liquefaction) ingin cepat direlokasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari korban jiwa.
"Kami bersama warga lainnya selalu was-was dan khawatir rumahnya roboh, terutama saat hujan lebat," kata Eti (60) warga Jampang Desa Sidomanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak dilansir Antara, Selasa (24/3).
-
Kapan tanah laterit terbentuk? Ini karena tanah laterit memiliki banyak kandungan zat besi dan alumunium. Unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena larut oleh curah hujan yang tinggi.
-
Kapan tikus tanah berkumpul? Tikus tanah adalah hewan soliter yang cenderung tinggal sendirian di terowongan terpisah, berkumpul hanya selama musim kawin.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan surat hibah tanah ditandatangani? Surabaya, 10 Oktober 2022
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Di mana peternak kerbau di Lebak melepasliarkan kerbau mereka? "Kami setiap hari melepaskan ternak kerbau di lahan tanah lapang, karena terdapat pakan rerumputan hijau itu," kata dia lagi.
Masyarakat yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, tercatat 42 rumah dengan 51 kepala keluarga (KK), sedangkan sebelumnya 76 KK sudah direlokasi oleh pemerintah setempat.
Saat ini, kata dia, warga merasa ketakutan tertimpa reruntuhan bangunan karena kondisi rumahnya rusak berat, bahkan belum lama ini empat rumah roboh.
Beruntung, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka, karena penghuninya menginap di rumah kerabat.
Selain itu juga di wilayahnya berpotensi hujan lebat disertai angin kencang sehingga masyarakat terpaksa mendirikan tenda guna menghindari kecelakaan.
"Kami tinggal di tenda, sudah biasa jika cuaca buruk untuk menghindari kecelakaan," katanya menjelaskan.
Begitu juga warga lainnya, Edi (45) mengatakan dirinya dan keluarga sangat mendambakan relokasi ke tempat yang aman dari ancaman bencana alam.
Sebab, jika berkelanjutan tinggal di tempat rawan bencana alam itu tentu tidak nyaman. "Kami sangat berharap 42 KK itu segera direlokasi ke lokasi yang aman dari bencana alam," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah tahun ini menjanjikan akan merelokasi bagi masyarakat korban pergerakan tanah.
Masyarakat itu direlokasi ke tempat yang lebih aman dengan menerima dana stimulan minimal dari pemerintah setempat. Bantuan dana stimulan berkisar antara Rp10 juta sampai Rp25 juta sehingga mereka bisa kembali membangun kediaman lagi.
Sebelumnya pada tahap pertama, sebanyak 76 KK sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman melalui dana stimulan.
"Kami sudah mengajukan dana stimulan itu dan kini posisinya di Bupati Iti Octavia dan berharap tidak lama lagi bisa dicairkan," katanya.
Baca juga:
800 KK Direlokasi Imbas Ancaman Pergerakan Tanah di Cianjur
Sekolah dan Rumah Warga Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Tasikmalaya
Petani di Sukaresmi Rugi Ratusan Juta Akibat Pergerakan Tanah, Begini Kata Kades
Belasan Rumah di Tasikmalaya Rusak Berat Akibat Pergerakan Tanah
Direlokasi ke Tempat Aman, Warga Dusun Mati di Majalengka Malah Risaukan Masalah Ini