Wartawan butuh keterampilan liput daerah konflik
"Yang utama dalam peliputan konflik sosial dan bencana adalah keselamatan wartawan itu sendiri," ujar Andi ZA Dulung.
Menyuguhkan berita akurat, cepat, dan mampu merekonstruksi peristiwa bencana alam maupun konflik sosial secara penuh, adalah tugas wartawan selama peliputan. Namun lebih utama dari itu, keselamatan wartawan tidak boleh dikesampingkan.
"Yang utama dalam peliputan konflik sosial dan bencana adalah keselamatan wartawan itu sendiri," kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Andi ZA Dulung kepada merdeka.com di Gedung Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (12/6).
Meskipun konflik sosial dan bencana alam, merupakan isu besar yang memiliki pengaruh luas. Menurut Andi, ada perbedaan cara dalam peliputan keduanya.
Dalam konflik sosial, wartawan diharuskan mengenali daerah konflik. Hampir sama seperti peliputan perang, wartawan harus pandai mencari posisi strategis untuk menggambarkan situasi konflik secara penuh.
"Dan terpenting adalah keselamatan yang terutama," katanya.
Sedangkan peliputan bencana alam, wartawan dituntut untuk mengetahui cara bertahan hidup, cepat beradaptasi dengan alam sekitar.
"Meskipun keduanya berbeda, namun keduanya membuhkan kemampuan khusus dari wartawan dalam meliput," tandasnya.