Waseso ungkap jual beli rekomendasi rehabilitasi buat pecandu
Terkait hal tersebut, Waseso mengklaim telah membuat standarisasi rekomendasi rehabilitasi bagi pecandu. Dan sudah berjalan sejak 2016.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengakui adanya praktik jual beli rekomendasi rehabilitasi untuk pecandu narkoba. Untuk itu, ia berencana membenahi proses tersebut.
Bisnis rehabilitasi diungkapkan Waseso sudah terjadi sejak lama.
"Ya dulu iya, dan masa lalu iya, jadi ajang bisnis iya. Saya katakan dan oleh sebab itu saya perbaiki dulu, makanya kita benahi," kata Waseso di kediaman di Kompleks TNI AD Bulak Rantai Blok G, No 86 Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8).
Jika ingin mendapatkan rekomendasi, lanjutnya, pecandu narkoba diharuskan membayar sejumlah uang.
"Supaya mau dapat rekomendasi rehabilitasi bayar sekian," ungkapnya.
"Saya sudah direhab, atau saya sedang di rehab, maka tidak bisa ditangkap itu kan permainan, nah maka undang-undang juga harus dibenahi, regulasi harus diperbaiki juga. Regulasi-regulasi harus dibangun itu yang disebut," tambah mantan Kabareskrim tersebut.
Terkait hal tersebut, Waseso mengklaim telah membuat standarisasi rekomendasi rehabilitasi bagi pecandu. Dan sudah berjalan sejak 2016.
"Sekarang sudah disosialisasikan dan kita melaksanakan itu di bale-bale rehab kita, ya supaya ada ukuran pasti," ujarnya.
Jika dapat diukur hasil dalam rehabilitasi. Bahwa ada hasil nyata tidak ada untuk bisnis. Menurutnya dosa besar jika dijadikan sebuah bisnis.
"Karena manusia nyawa dosa ni kalau nyawa dipakai bisnis, dosa besar. Maka saya tidak mau itu," pungkasnya.
Baca juga:
Budi Waseso sebut aparat narkoba sudah berkhianat ke negara, halal ditembak mati
Waseso bandingkan BNN-KPK: Novel kena dibiayai negara, anggota saya mati ya mati aja
Tak miliki fasilitas rehabilitasi, BNN Sultra kirim 9 pasien keluar daerah
BNN: 70 Persen peredaran narkoba di Jateng dikendalikan dari lapas
Kepala BNN ingatkan nyawa manusia tak bisa dihargai dengan narkoba
Presiden Jokowi: Urusan narkoba, tegas di lapangan!
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana Sobikhan merawat sawo raksasa? “Seiring berjalannya waktu, kita pupuk MPK sebulan sekali dengan dosis satu sendok per satu ember. Setelah pohon tambah besar, kita tambah dosisnya lagi 2-3 sendok,” kata Sobikhan dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.