Waspada! Tiga Wilayah Pansela Jateng Ini Rawan Terkena Gempa Megathrust
Ketiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara mencatat tiga kabupaten yang berada di pesisir pantai selatan (Pansela) Jawa Tengah memiliki kerawanan terkena dampak gempa bumi megathrust berkekuatan 8 magnitudo. Ketiga kabupaten yang rentan terdampak antara lain, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap.
Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo mengatakan berdasarkan pemetaan kegempaan yang dilakukan Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, ketiga wilayah tersebut memiliki jarak paling dekat dengan pertemuan lempeng subduksi yang dapat memicu gempa berkekuatan tinggi.
- Bukan Terkait Zona Megathrust, Ternyata Ini Penyebab Berau Diguncang Gempa 19 Kali
- Tanda-Tanda Gempa Megathrust dan Mitigasinya, Perlu Waspada
- Tak Perlu Khawatir Berlebihan, Ini yang Harus Disiapkan Hadapi Gempa Megathrust
- Cerita Warga Pesisir Pandeglang Pilih Tak Mau Pindah di Tengah Potensi Gempa Megathrust: Ya Kita Berdoa Saja
"Di Cilacap ada 60 desa yang bersinggungan langsung dengan perairan lepas. Kalau untuk berapa desa di Wonogiri dan Kebumen datanya yang tahu persis dari BPBD setempat," kata Heri Susanto, Selasa (20/8).
Hampir setiap bulan Jawa Tengah dilanda gempa bumi dengan frekuensi mencapai 60-80 kali. Adapun rata-rata gempa yang terjadi selama ini berkekuatan di bawah 5 magnitudo. Apabila dilihat secara keseluruhan frekuensi gempa bumi yang tercatat di Jawa Tengah meningkat sejak 2016 silam.
Pada 2016 terdeteksi ada 663 kali gempa, 2017 terdeteksi ada 553 kali gempa, 2018 terdeteksi ada 660 kali gempa, 2019 terdeteksi ada 624 kali gempa, 2020 terdeteksi ada 523 kali gempa, 2021 terdeteksi ada 849 kali gempa, 2022 terdeteksi ada 335 kali gempa, 2023 terdeteksi ada 601 kali gempa dan 2024 sampai Agustus ada 492 kali gempa.
"Fluktuatif. Dilihat dari grafik mulai peningkatan frekuensi kegempaan terjadi pada tahun 2016," ungkapnya.
Dia mengingatkan kepada masyarakat Pansela untuk mewaspadai potensi gempa bumi megathrust. Sebab, hasil pemetaan BMKG terdapat tiga zona gempa megathrust di Pulau Jawa. Yaitu zona megathrust Selat Sunda Banten, East Central Java dan West Java. Sehingga Jawa Tengah menjadi satu dari tiga daerah yang beresiko tinggi mengalami gempa megathrust.
"Untuk Jawa Tengah sendiri potensinya ada di pantai selatan karena di sana ada di titik sumber gempa dan juga area pertemuan lempeng zona subduksi tersebut," tuturnya.
Sedangkan dampak gempa megathrust dengan kekuatan 6,0 magnitudo kerusakan bangunannya cukup besar. "Seperti dirasakan dengan benda berjatuhan, dinding bangunan retak, orang-orang kaget, atap rumah dan cerobong asap yang bergoyang-goyang," ujarnya.
Warga Diimbau Tidak Panik
Kemudian gempa berkekuatan 7,0 magnitudo dirasakan dengan orang-orang keluar rumah menjauhi bangunan rusak, benda berjatuhan. Lalu gempa berkekuatan 8 magnitudo dirasakan dengan radius 7 MMI yang mana cerobong asap terlepas, bangunan terhempas dari pondasinya dan orang berlarian menyelamatkan diri.
Pihaknya menyarankan kepada masyarakat Pansela maupun wilayah lainnya agar senantiasa tetap tenang, tidak panik karena potensi gempa megathrust tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi.
"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak perlu khawatir berlebihan. Karena kapan waktunya terjadi itu kita tidak pernah bisa memprediksinya. Jadi sebaiknya tetap beraktifitas seperti biasa sambil waspada," tutup Heri.