4 Tahun pemerintahan, Jokowi-JK dinilai tak jujur soal kesenjangan ekonomi
"Fokus kesenjangan sering dialihkan ke isu jangka pendek. Kondisi sosial ekonomi kita masih berat sekali. Padahal ini berpengaruh sekali pada kehidupan sosial budaya yang kemudian muncul isu-isu soal intoleran. Padahal itu istilah yang dipolitisasi," jelasnya.
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla genap berusia 4 tahun hari ini. Selama empat tahun berjalan, kerja yang dihasilkan pemerintahan Jokowi dan JK, begitu keduanya disapa, dinilai kurang menggembirakan.
"Kalau kita lihat dari empat bidang utama saja, seperti sosial ekonomi, sosial politik, sosial budaya serta penegakan hukum dan HAM, apa yang dilakukan selama empat tahun terakhir memang sangat kurang menggembirakan. Apalagi dalam kualitas penegakan hukum dan pengarusan HAM," kata pengamat politik, Siti Zuhro, saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (20/10).
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kenapa Jokowi panggil Kapolri dan Jaksa Agung? Pemanggilan tersebut, buntut insiden personel Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) dikabarkan menguntit Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Dia kemudian mengambil salah satu contoh. Menurutnya, pemerintahan saat ini kurang jujur mengakui adanya kesenjangan perekonomian di masyarakat.
"Dalam bidang ekonomi pemerintah kurang jujur akui ada nya kesenjangan. Fokus kesenjangan sering dialihkan ke isu jangka pendek. Kondisi sosial ekonomi kita masih berat sekali. Padahal ini berpengaruh sekali pada kehidupan sosial budaya yang kemudian muncul isu-isu soal intoleran. Padahal itu istilah yang dipolitisasi," jelasnya.
Dia berharap, di satu tahun sisa masa jabatan, rezim Jokowi-JK mampu mengurangi upaya politisasi di semua lini kehidupan.
"Baik itu di sosial budaya, bermasyarakat, maupun stuktur perpolitikan. Salah satu contohnya, institusi negara yang seharusnya profesional, kini sudah rentan. Tarikan politik masuk ke birokrasi. Padahal, harusnya ada clear cut," jelasnya.
"Contoh lain seperti kepala daerah yang menjadi timses, baru saja mereka selesai kampanye dan dilantik, sudah diminta ikut berkampanye. Tidak ada jeda untuk bekerja lebih dulu. Jadi sensitifitas ini sangat kurang. Institusi juga demikian, yang harusnya birokrasi itu bebas politik praktis, tapi ditarik-tarik juga," sambungnya.
Siti menyarankan ada baiknya pemerintah Jokowi-JK ini fokus menunaikan sembilan janji Nawacita. Jokowi dan JK, katanya, harusnya sudah melakukan evaluasi atau koreksi apa saja yang sudah tercapai dan belum dari Nawacita.
"Selain itu membangun nilai-nilai agar masyarakat saling menghormati dan menghargai, tidak saling berhadapan. Menjaga harmoni. Sehingga konsepsi revolusi mental yang itu tercapai," jelasnya.
Baca juga:
4 Tahun Jokowi-JK, rapor merah untuk penanganan kasus HAM berat
Komnas HAM: Soal penegakan kasus intoleransi, nilai Jokowi-JK masih di bawah 50
Komnas HAM beri nilai 40 untuk Jokowi-JK terkait konflik agraria
4 Tahun Jokowi-JK, sukses bangun infrastruktur tapi soal HAM masih jadi PR
4 Tahun pimpin Indonesia, Jokowi dinilai mampu bereskan dua warisan masalah
Jokowi-Ma'ruf harus hadir di sidang dugaan kampanye di videotron, ini kata Timses
Moeldoko jawab kritik Prabowo: Kita enggak ugal-ugalan!