Alasan Mahfud Pilih Mundur Sebelum Pencoblosan
Menurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Menurut Mahfud, perdebatan mengenai keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
- Mahfud Tegaskan Kompak Usut Dugaan Kecurangan Pemilu: Ganjar Jalur Politik, Saya Hukum
- Mahfud MD Akan Mundur dari Kabinet Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin: Itu Haknya Seorang Menteri
- Bakal Mundur dari Kabinet, Mahfud Sindir Menteri Tak Terkait Politik Jadi Timses
- Mahfud MD Tanggapi Isu Mundur dari Kabinet Jokowi: Pada Saatnya akan Mengajukan Secara Baik-Baik
Alasan Mahfud Pilih Mundur Sebelum Pencoblosan
Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap alasan baru mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju menjelang pencoblosan Pemilu 2024. Mahfud mengatakan, keputusan mundur sebagai Menko Polhukam hanya soal pilihan politik kendati baru dilakukan setelah diusung sebagai cawapres mendampingi capres Ganjar Pranowo pada 18 Oktober 2023 lalu.
"Itu soal pilihan aja. Nanti kalau saya mundur di depan dulu orang mengatakan loh kok buru-buru sih yang lain belum," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (1/2).
Mahfud menjelaskan, keputusan mundur sebagai Menko Polhukam tersebut sebelumnya pernah diutarakan kepada Ganjar maupun partai politik pengusungnya di Pilpres 2024.
Keinginan itu disampaikan setelah Mahfud resmi diusung sebagai cawapres pendamping Ganjar.
"Kan tidak mungkin saya masih terus kan enggak bagus gitu, sehingga saya harus mundur cuma kapan waktu mundurnya tunggu dulu waktu momentumnya yang tepat sesudah pemungutan suara karena sesudah itu pemerintah akan berlangsung dan saya merasa ndak layak kalau masih di situ. Kalau sesudah pemungutan suara itu kan masih lama," kata Mahfud.
Mahfud menegaskan keputusan baru mundur dari kabinet hanya soal pilihan. Sebab menurut Mahfud, apabila mundur dari kabinet Jokowi baru dilakukannya sebelum dicalonkan sebagai pendamping Ganjar bisa menimbulkan perdebatan.
"Kalau mundur dulu bisa ada orang kecewa karena aturannya boleh, wong yang lain boleh. Kalau mundur sekarang bisa ada yang mempersoalkan kok baru sekarang. Kalau terus juga pasti ada yang mempersoalkan," kata Mahfud.
Menurut Mahfud, perdebatan mengenai keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
"Itu biasa dalam politik karena kepala kita itu 270 juta kepala, boleh berpendapat berbeda-beda tapi saya sudah menyatakan saya berhenti sekarang. Ini momentum yang harus saya ambil sekarang," pungkas Ganjar.