Bertemu Tokoh Agama Sulteng, Ganjar Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Bangun RPH
Ganjar Pranowo membahas sejumlah hal yang dianggap menjadi masalah oleh tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Sulteng
Ganjar juga menerima kegelisahan soal netralitas aparat di Pilpres 2024.
Bertemu Tokoh Agama Sulteng, Ganjar Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Bangun RPH
Calon presiden Ganjar Pranowo membahas sejumlah hal yang dianggap menjadi masalah oleh tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Sulawesi Tengah.
Di antaranya soal sulitnya pendirian rumah ibadah, tidak adanya rumah potong hewan bersertifikat halal hingga dugaan tidak netralnya aparat dalam rangkaian Pilpres 2024.
Menanggapi sulitnya pendirian rumah ibadah, Ganjar berkomitmen untuk mempermudah pendirian izinnya karena hal itu merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi oleh hukum.
- Gokil Kalau Sultan Kampung Menikah, Perabotan Rumah Tangga Lengkap Dibawa dan Mahar 50 Gram Emas
- Banyak Tokoh NU di Jatim Gabung, PAN Tegaskan Terbuka Bagi Berbagai Golongan
- Klaim Tidak Bersalah Kubu Tokoh Agama di Jember Usai Dituntut 10 Tahun Penjara Kasus Pencabulan
- Resmi! MA Larang Hakim Sahkan Nikah Beda Agama
"Tadi ada masukan terkait kepentingan kelompok agama, bagaimana rumah ibadah yang bisa dibuat dengan mudah, semuanya juga fair, tidak dipersulit, itu tentu saja bagian dari kita menjaga NKRI,"
kata Ganjar sesuai pertemuan di sebuah hotel di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12).
merdeka.com
Dalam pertemuan tersebut, Ganjar juga diminta untuk mendirikan rumah potong hewan (RPH) bersertifikat halal karena di Sulteng belum ada. Ganjar menyatakan kesiapannya untuk melakukan hal tersebut.
"Ketika bapak inyaallah di takdirkan untuk terpilih, kami mohon, kami minta rumah potong hewan yang sudah bersertfikat halal, kareja Sulawesi Tengah belum punya," kata salah seorang peserta dalam pertemuan tersebut.
"Oke, kita buatin," Jawab Ganjar.
Selain itu, Ganjar menerima kegelisahan soal netralitas aparat di Pilpres 2024. Ganjar kemudian meminta agar masyarakat untuk mencatat dan melaporkannya.
Ada ratusan orang perwakilan dari tokoh adat, agama hingga tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan tersebut.