Demokrat Diminta Jantan, Tak Perlu Cari Alasan Jika Mau 'Pindah Perahu'
Hubungan koalisi Prabowo-Sandiaga dengan Partai Demokrat kian menjadi sorotan. Demokrat belakangan makin terbuka mengkritik keputusan koalisi Adil dan Makmur jelang menghadapi pengumuman pemenang Pilpres 2019 pada 22 Mei nanti.
Hubungan koalisi Prabowo-Sandiaga dengan Partai Demokrat kian menjadi sorotan. Demokrat belakangan makin terbuka mengkritik keputusan koalisi Adil dan Makmur jelang menghadapi pengumuman pemenang Pilpres 2019 pada 22 Mei nanti.
Terkait hal itu, Wasekjen Hanura Tridianto merasa sejak awal memang Demokrat sudah setengah hati mendukung Prabowo-Sandiaga. Ditambah, usai mendukung Prabowo-Sandiaga, suara Demokrat di pemilu legislatif malah turun.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
"Karena itu ya wajar saja kalau cari-cari alasan untuk pindah perahu. Siapa tahu dapat jatah di koalisi Jokowi," kata Tri yang juga mantan ketua DPC Demokrat Cilacap tersebut, Minggu (19/5).
Loyalis Anas Urbaningrum ini mengatakan, harusnya Demokrat jantan. Sehingga tak perlu mencari berbagai alasan untuk pindah ke koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Demokrat sebaiknya jantan saja. Bilang terus terang saja sudah tidak mau ikut rombongan yang kalah. Daripada muter-muter cari seribu alasan, lebih baik langsung saja pakai alasan ingin ikut yang menang. Gitu saja kok repot," tambah Tri lagi.
Teranyar, Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Amir Syamsuddin meminta agar Prabowo-Sandiaga menunjukkan bukti kecurangan Pilpres 2019. Dia menyayangkan sikap Prabowo-Sandi yang mengaku dicurangi tapi tolak ajukan gugatan ke MK.
"Di dalam hukum pembuktian berlaku satu dalil 'barang siapa mendalilkan adanya suatu hak atau peristiwa maka wajib atas dirinya membuktikan hak atau peristiwa yang didalilkannya," kata Amir.
Kendati mengkritik, Amir mengakui bahwa partainya masih menjadi bagian koalisi adil dan makmur. Tapi, dia menegaskan, Demokrat harus berpikir rasional.
"Demokrat harus tetap rasional dan tidak boleh emosional menghadapi suatu masalah apalagi kalau masalah tersebut mempertaruhkan nasib bangsa dan keutuhan NKRI," jelas Amir lagi.
Selain Amir, politikus Demokrat Andi Arief juga keras mengkritik Prabowo-Sandiaga. Dia menilai, Prabowo dapat bisikan 'setan gundul' sehingga percaya menang 65 persen.
Selanjutnya, Ketua DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean yang mendeklarasikan diri untuk berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Alasannya, dia tak terima dengan bully-an buzzer pendukung Prabowo terhadap Ani Yudhoyono yang tengah sakit.
Baca juga:
Fadli Zon Tak Masalah PAN & Demokrat Terima Hasil Pilpres 2019
Petinggi Demokrat Minta Prabowo-Sandi Buktikan Kecurangan di Pilpres 2019
Andi Arief Sentil Anies Baswedan: Jangan Diam dan Bertahan Main Aman
TKN Sepakati Pesan Damai AHY dan 8 Kepala Daerah dalam Silahturahmi Bogor
AHY dan Delapan Kepala Daerah Bawa Pesan Damai dari Bogor untuk Indonesia