Demokrat: Koalisi Perubahan Tak Bahas Nama Andika Perkasa Jadi Cawapres Anies
Koalisi Perubahan yang digagas oleh Partai Demokrat, Partai NasDem dan PKS tengah membahas sosok cawapres yang akan dipasangkan oleh bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan. Belakangan muncul wacana Andika Perkasa usai tak menjadi Panglima TNI akan masuk parpol dan menjadi cawapres.
Koalisi Perubahan yang digagas oleh Partai Demokrat, Partai NasDem dan PKS tengah membahas sosok cawapres yang akan dipasangkan oleh bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan. Belakangan muncul wacana Andika Perkasa usai tak menjadi Panglima TNI akan masuk parpol dan menjadi cawapres.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Koalisi Perubahan hingga saat ini tak pernah membahas nama Andika Perkasa sebagai salah satu kandidat Cawapres.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kenapa Andhika Perkasa mengubah ransum TNI? Kondisi ini membuat Andhika yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merasa gelisah. Ketika jabatannya naik menjadi Kepala Staff Angkatan Darat, Andhika merombak pola konsumsi para prajurit di medan operasi.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
"Sejauh ini, kami belum mendengar nama mantan panglima TNI dibahas di Koalisi Perubahan sebagai cawapres. Untuk urusan capres-cawapres koalisi perubahan, kami saat ini masih fokus kepada kriteria," kata Herzaky, kepada wartawan, Kamis (22/12).
"Mengenai kriteria ini, kami yakin mitra-mitra koalisi lainnya, sebagaimana halnya kami, akan mengedepankan prinsip realistis dan rasional," sambungnya.
Dia menjelaskan, dalam segi realistis bahwa koalisi ini dibangun oleh partai-partai yang masing-masing punya kader utama yang jika diusung, akan semakin menyolidkan kerja-kerja pemenangan karena yang diusung adalah pemimpin di partainya.
Hal itu juga sejalan dengan misi penguatan partai politik, yang mana kader utama partai seyogyanya memiliki semacam privilege atau keuntungan untuk maju mencalonkan diri sebagai Capres atau Cawapres. Demokrat sendiri, hingga saat ini menginginkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres dari Anies Baswedan.
Sementara, dari segi rasional, jika koalisi ini ingin menang, bukan hanya sekadar meramaikan kontestasi Pilpres, kriteria terpenting menurut Herzaky, yakni salah satunya adalah elektabilitas, baik elektabilitas personal maupun elektabilitas ketika simulasi berpasangan.
"Mas Anies dan Ketua Umum kami, Mas AHY, selalu berada di papan atas capres maupun cawapres. Apalagi ketika disimulasikan berpasangan. Pasangan Anies-AHY ini selalu jadi yang tertinggi dan hampir selalu menang melawan pasangan manapun," ujarnya.
"Selaras pula dengan keinginan kader dan konstituen kami, nama Anies-AHY yang paling sering disebut-sebut. Memang, dari lima kriteria capres-cawapres yang kami susun, Mas Anies dan Mas AHY masuk dalam kriteria itu," tambah Jubir Partai Demokrat itu.
Kendati demikian, dia menekankan, jika keputusan capres dan cawapres menjadi kewenangan majelis tinggi Partai Demokrat. Yang mana, hingga saat ini masih terus menyerap aspirasi masyarakat dan para kadet Demokrat diseluruh Indonesia.
"Setelah tuntas di Majelis Tinggi Partai Demokrat, barulah akan kami bawa ke Koalisi Perubahan. Di Koalisi Perubahan, capres dan cawapres dibahas dan ditentukan secara bersama-sama oleh kami bertiga, Demokrat, PKS, dan Nasdem," imbuhnya.
(mdk/rnd)