Elektabilitas Ridwan Kamil vs Pramono Anung di 3 Lembaga Survei Mengejutkan
Survei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking Indonesia dan Parameter Politik Indonesia (PPI) selama periode Oktober.
Tiga lembaga survei melakukan survei terkait elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta. Survei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking Indonesia dan Parameter Politik Indonesia (PPI) selama periode Oktober.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas calon gubernur nomor urut 01, Ridwan Kamil versus calon gubernur nomor uurt 3 Pramono Anung mengejutkan. Berikut potret elektabilitas Ridwan Kamil vs Pramono Anung berdasarkan tiga lembaga survei dirangkum merdeka.com.
- Survei Parameter Politik: Ridwan Kamil-Suswono 47,8%, Pramono-Rano Karno 38%, Dharma-Kun 4,3%
- Survei PPI Cagub Jakarta: Elektabilitas Ridwan Kamil 44,9%, Pramono Anung 26,3%
- Survei Poltracking Terbaru: Ridwan Kamil-Suswono 51,6%, Pramono-Rano 36,4%, Dharma-Kun 3,9%
- Survei Poltracking Ungkap Basis Pemilih NU Paling Banyak ke Prabowo, Ganjar Turun dan Anies Stabil
Pasangan cagub dan cawagub Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno berhasil unggul dari paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono dan paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekunbdan Kun Wardana. Hasil itu berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) digelar 10-17 Oktober 2024.
Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6%, disusul Ridwan-Suswono 37,4% dan Dharma-Kun 6,6%.
"Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi, disusul tempat kedua Ridwan-Suswono dan tempat ketiga Dharma-Kun," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan saat merilis hasil survei LSI di Channel YouTube LSI Live, Rabu (23/10) siang.
Djayadi mengatakan, alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta adalah pengalaman di pemerintahan (23,1%), jujur bersih dari korupsi (15,4%), dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (11,5%).
Apabila melihat hasil berbagai survei Pilkada Jakarta yang ada, terhitung sejak survei LSI (6-12 September 2024), lalu Poltracking (9-15 September 2024), Charta Politika (19-24 September 2024), dan terbaru Survei LSI (10-17 Oktober 2024), maka ada kecenderungan elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono turun, Pramono-Rano naik, dan Dharma-Kun stagnan.
"Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi. Hal ini bila melihat ada 14,5% responden yang belum menentukan pilihan. Jadi belum ada yang dapat 50% + 1," kata Djayadi.
Djayadi memprediksi, paslon yang bisa masuk putaran kedua adalah Pramono-Rano dan Ridwan Kamil-Suswono.
"Ada kemungkinan Pramono-Rano terus naik dan Ridwan-Suwono bisa turun. Atau bisa juga rebound Ridwan-Suswono naik maka kemungkinan dua putaran sangat mungkin," kata Djayadi.
Meski begitu, Djayadi mengatakan, bisa juga Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran kalau tren Pramono-Rano yang dalam 1 bulan elektabilitasnya naik 13% terus berlanjut.
"Kalau naik lagi 13% pada November nanti maka bisa saja satu putaran bagi kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno," kata Djayadi.
Djayadi mengatakan, baik dua putaran maupun satu putaran, sama-sama mungkin terjadi dan belum tahu siapa yang akan jadi pemenang di Pilkada Jakarta 2024.
Sementara itu, Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas Paslon di Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 01 Ridwan Kamil-Suswono unggul di Pilgub Jakarta 2024.
RK-Suswono meraih angka 51,6 persen, sementara Pramono Anung-Rano Karno 36,4 persen dan Paslon Nomor Urut 02 Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,9 persen.
"Elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono 51,6 persen. Kemudian pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,9 persen dan Pramono Anung-Rano Karno 36,4 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis daring, Kamis (24/10).
Merujuk hasil tersebut, Hanta menyebutkan ada potensi Pilkada hanya berangsung satu putaran karena elektabilitas RK-Suswono sudah di atas 50 persen.
"Selisihnya cukup lumayan (jauh), tetapi masih ada waktu sekitar satu bulan lebih kalau dari pengambilan data, maka dinamika politik masih mungkin terjadi," ujar Hanta Yuda.
Adapun survei dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2024, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 10 – 16 Oktober 2024.
Sampel pada survei ini adalah 2000 responden dengan margin of error +/- 2.2% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Sedangkan hasil survei Parameter Politik Indonesia (PPI) mencatat elektabilitas pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta 2024. Hasilnya, pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono (RIDO) berada di posisi teratas.
"Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono 47,8 persen; Pramono Anung dan Rano Karno 38 persen; Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana 4,3 persen; dan tak menjawab 9,9 persen," kata Direktur PPI Adi Prayitno, dalam rilis surveinya, Selasa, (29/10).
Berdasarkan elektabilitas perorangan, RK juga tercatat unggul. Persentasenya mencapai 53,4 persen.
Sedangkan, Pramono mendapat tingkat keterpilihan 31,5 persen dan Dharma memperoleh 4,3 persen. Responden yang tak menjawab 10,8 persen.
Elektabilitas para cawagub sedikit berbeda. Rano unggul dengan angka 52 persen.
"Suswono memperoleh persentase 26,7 persen dan Kun Wardhana 3,8 persen. Responden tak menjawab 17,5 persen," papar Adi.
Elektabilitas RK-Suswono Turun
Adi menyebut elektabilitas pasangan RK-Suswono turun 5,6 persen dibanding data elektabilitas perorangan Ridwan Kamil yang relatif kuat sebagai cagub.
"Elektabilitas pasangan Pramono-Rano juga turun 14 persen dibanding data elektabilitas perorangan Rano Karno yang signifikan sebagai cawagub," jelasnya.
Adi menyebut, hasil itu memperlihatkan bahwa baik Ridwan Kamil maupun Rano Karno memiliki kesamaan masalah, yaitu sama-sama memiliki pasangan yang belum mampu mengimbangi kekuatan baik elektabilitas maupun popularitas keduanya.
"Ditambah posisi Rano Karno yang hanya sebagai wakil membuat gerusan suara pendukung Rano Karno menjadi lebih dalam saat dipasangkan dengan
Pramono Anung," kata Adi.
Lebih lanjut, survei juga menunjukkan data bahwa ada 32,7 persen pemilih di Pilgub Jakarta yang masih belum loyal ke salah satu pasangan. Hal ini, ujar Adi memungkinkan mereka untuk mengubah pilihannya ke pasangan lain.
Survei PPI dilaksanakan pada 21-25 Oktober 2024. Responden dari penelitian ini mencapai 1.200 orang yang diwawancara lewat tatap muka. Jajak pendapat itu menggunakan metode multistage random sampling. Toleransi kesalahan atau margin of error dari survei tersebut kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.