Gede Pasek sebut jurus Marzuki saat KLB lawan SBY tak manjur lagi
Pasek sebut perlawanan Marzuki ke SBY saat KLB berbuah kursi wakil ketua majelis tinggi Demokrat.
Gede Pasek Suardika ikut berkomentar soal elite Demokrat Marzuki Alie yang tak dapat posisi di kepengurusan baru Demokrat pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Pasek, skenario Marzuki yang coba lawan SBY seperti di Kongres Luar Biasa (KLB) gagal terjadi di kongres Surabaya.
Pasek menceritakan, SBY sempat mengirim SMS kepada Marzuki karena ketahuan mengumpulkan massa untuk maju di KLB, Bali beberapa waktu lalu itu. Ternyata SMS itu, kata Pasek berjalan sesuai rencana dengan bargaining Marzuki dapat tempat sebagai wakil ketua majelis tinggi partai.
"Waktu itu Marzuki Alie masih kumpulkan pendukungnya di Ancol sebelum ke Bali. Yang mana sempat buat SBY murka dengan kirim SMS. Tapi murka itu berbuah bargaining dengan posisi Marzuki Alie sebagai wakil ketua Majelis Tinggi Demokrat. Itu terjadi karena posisi SBY belum aman untuk aklamasi," kata Pasek melalui akun Twitternya, @G_paseksuardika dikutip merdeka.com, Senin (6/7).
Namun Pasek menyatakan bahwa peristiwa KLB Bali dan Kongres ke-IV Demokrat di Surabaya jauh berbeda. Saat di Surabaya, Pasek menekankan, SBY sudah didukung dari semua lini termasuk diamankan melalui tata tertib pemilihan calon ketua umum yang dibuat oleh Syarief Hasan dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Menurut dia, kekuatan SBY saat di KLB belum kuat sehingga ada bargaining untuk mengamankan perlawanan Marzuki Alie. Akan tetapi, di Kongres Surabaya kekuatan SBY absolut, sehingga tidak mungkin ada lagi bargaining kepada Marzuki seperti di KLB dulu.
Loyalis Anas Urbaningrum ini pun tampak heran dengan sikap Marzuki yang tidak benar-benar melawan SBY tapi malah mendukung di menit terakhir. Hal ini yang menjadikan dirinya harus melawan sendiri SBY dan berakibat Marzuki tak dapat tempat di kepengurusan yang baru.
"Jangan harap ada bargaining politik dalam sebuah kekuasaan yang sudah absolut. Saya kira itu teori politik sejak zaman purba yang masih relevan berlaku," tutur mantan politikus Demokrat ini.
Baca juga:
Ruhut sebut Marzuki Alie tersangka korupsi yang diampuni SBY
Wasekjen sebut Demokrat dukung KIH maupun KMP, asal pro rakyat
Demokrat tak masalah jika Marzuki Alie hengkang dari partai
Ini alasan Demokrat tak undang Marzuki Alie hadiri Rapimnas
Ruhut: Marzuki bisa masuk Demokrat aja harusnya bersyukur
Partai Demokrat gelar seleksi calon kepala daerah
Nasib Marzuki Alie, melawan SBY tak dapat tempat di Demokrat
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.