Gibran Sebut Ambon Mirip Kotanya, Malah Solo Tak Punya Sektor Ini
Kedatangan Gibran ke Maluku didampingi istri dan publik figur seperti Raffi Ahmad, Marcello Tahitoe dan Awkarin.
Menurut Gibran, Maluku khususnya Kota Ambon sendiri memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan mumpuni di bidang kesenian.
- Reaksi Gibran saat 30 Kades di Maluku Diduga Langgar UU Pemilu
- Gibran Bertemu Raja-Raja Maluku Diduga Langgar Aturan, TKN Prabowo: Tolong Hargai Adat Istiadat
- Gibran Terima 'Blue Print' Hilirisasi Perikanan dari Relawan di Maluku, Apa Isinya?
- Gibran 'El Samsul' Beraksi Robek Gawang Aa Raffi, Cetak Dua Gol Ogah Nambah Lagi
Gibran Sebut Ambon Mirip Kotanya, Malah Solo Tak Punya Sektor Ini
Calon wakil presiden (Cawapres) RI nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka siap membangun Maluku, khususnya Kota Ambon, melalui musik, guna mengatasi pembangunan di Indonesia yang bersifat Jawasentris.
"Sudah saatnya pembangunan dimulai dari Indonesia timur, salah satunya Kota Ambon Maluku," ucap Gibran saat menemui Milenial di Kota Ambon, Senin.
Menurut Gibran, Maluku khususnya Kota Ambon sendiri memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan mumpuni di bidang kesenian, terutama tarik suara.
Oleh sebab itu kata dia pembangunan yang harus dilakukan di Ambon bukan hanya dari infrastruktur saja. Lebih dari itu pengembangan Ambon sebagai Kota musik dunia perlu diunggulkan dan menjadi ciri khas serta daya tarik bagi kota itu.
"Ambon ini mirip Solo, banyak hal kreatif yang dapat dikembangkan untuk mendorong pembangunan disini, bedanya Solo tidak punya sektor perikanan, kelautan, seperti di Ambon," tuturnya.
Oleh sebab itu, katanya, Ambon memerlukan perhatian khusus memanfaatkan label Kota Musik Dunia dengan cara menampilkan bakat-bakat musik daerah melalui kegiatan rutin yang digelar per pekan.
Dengan begitu, lanjut Gibran, dapat membantu mempromosikan banyak sektor lainnya salah satunya pariwisata, sehingga membuka ruang investasi untuk Maluku itu sendiri.
Pada kesempatan itu, pegiat industri kreatif di Ambon juga menyinggung terkait permasalahan lingkungan, industri kreatif dan UMKM yang sedang dihadapi para pemuda seperti kurangnya ruang pertunjukan bakat, mahalnya ongkos pengiriman barang, dan pengelolaan sampah yang masih belum terselesaikan di Ambon.