Hadapi Koalisi Besar, PDIP Ungkit Pertarungan Lawan Prabowo-Hatta di Pilpres 2014
PDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
PDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
Hadapi Koalisi Besar, PDIP Ungkit Pertarungan Lawan Prabowo-Hatta di Pilpres 2014
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak masalah menghadapi koalisi besar pendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto di Pemilu 2024. Koalisi pendukung Prabowo kini bertambah menjadi Gerindra, Golkar, PKB dan PAN. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyinggung kemenangan Joko Widodo menjadi presiden pada Pemilu 2014. Kata dia, ketika itu PDIP juga koalisi yang ramping bersama NasDem, PKB dan Hanura menghadapi calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung penguasa saat itu.
- CEK FAKTA: Hoaks Kecurangan PDIP Terbongkar, Bangun TPS Khusus di Lapas Demi Menang Pilpres 2024
- PDIP Siapkan Pasukan Gorong-Gorong hingga Pasukan Burung Hantu untuk Pemilu 2024
- PDIP Masih Buka Pintu untuk Golkar: Meski Gabung Prabowo Tapi Belum Bisa Naik Pelaminan
- Cak Imin Sebut PDIP Seperti Keluarga Sendiri, Bagaimana dengan Prabowo?
"2014 juga kami ramping, kami menghadapi Capres-Cawapres yang didukung oleh presiden yang sedang berkuasa waktu itu," kata Basarah di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/8).
Basarah menyinggung Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto ketika 2014. Hatta Rajasa adalah besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika itu.
Ditambah, PDIP bersama koalisinya diprediksi bukan sebagai pemenang karena dukungan partai-partai kecil.
"Pak Hatta Rajasa kan besannya Presiden SBY pada waktu itu. Kami partai-partai yang dihitung oleh para pengamat politik bukan partai besar pada waktu itu, hanya dengan NasDem, PKB dan Hanura," jelas wakil ketua MPR RI ini.
"Sementara Pak Prabowo dan Hatta Rajasa didukung partai-partai besar, dan pada waktu itu Presiden SBY yang sedang berkuasa saat itu juga partainya mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa pada waktu itu kalau tidak salah," papar Basarah.
PDIP merasa sudah biasa menghadapi koalisi besar. Basarah yakin, setelah pemilu selesai partai-partai ini akan bekerja sama di pemerintahan seperti era pertama Presiden Joko Widodo. "Jadi bagi PDIP hal-hal yang biasa yang kita hadapi kita biasa bekerja bersama-sama tapi kita juga biasa bekerja dengan teman yang tidak begitu banyak toh, akhirnya ketika kira menang pada waktu itu akhirnya teman-teman itu juga datang kepada kami untuk bekerja sama di pemerintahan," jelas Basarah.
Menurutnya dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo merupakan hal yang biasa karena tokoh yang ingin menjadi calon presiden harus mendapatkan dukungan yang kuat.
Basarah mendoakan agar koalisi besar tersebut bisa langgeng sampai pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden.
"Jadi PDI Perjuangan welcome dan mengucapkan selamat, mudah-mudahan kerja sama politik itu akan berlanjut sampai dengan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum pada batas akhir masa pendaftaran presiden nanti," jelasnya.