Hijrah ke NasDem, Dadang Rusdiana tidak tahan berkonflik di Hanura
Wakil Sekretaris Jenderal (wasekjen) Partai Hanura Dadang Rusdiana hengkang dari Partai Hanura ke partai besutan Surya Paloh, NasDem. Alasannya karena ia tak tahan dengan kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) di Hanura.
Wakil Sekretaris Jenderal (wasekjen) Partai Hanura Dadang Rusdiana hengkang dari Partai Hanura ke partai besutan Surya Paloh, NasDem. Alasannya karena ia tak tahan dengan kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) di Hanura.
"Kan butuh kenyamanan. Politisi itu kan dipilih masyarakat, punya kedudukan kuat di masyarakat, tapi kalau tiba-tiba kita misalkan di DPP, sebagai petinggi partai dianggap enggak punya peran apa-apa, digoblok goblokin, siapa yang tahankan," kata Dadang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/7).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Alasan lain kepindahannya, karena konflik internal terkait perpecahan kepemimpinan yang tak kunjung selesai antara kubu Ketua Umum Oesman Sapta Odang (OSO) dengan Kepemimpinan Ketua Umum Daryatmo.
"PTUN memutuskan kubu Sudding yang menang, kubu kita, kemudian itu tidak dieksekusi oleh Kemenkum HAM itu kan menjadi konflik, dan bagi kita ketenangan batin dan kenyamanan itu segalanya dibandingkan dengan jabatan," ungkapnya.
"Kita lebih baik hijrah, daripada kita terus menerus berada pada pusaran konflik," sambungnya.
Selain masalah internal, kata Dadang, mahar politik tidak diperlukan untuk masuk NasDem. Hal itu, tambahnya, terbukti saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.
"Jadi politik tanpa mahar itu kan tadinya menduga hanya sekadar slogan, tapi dalam beberapa pilkada kita buktikan di daerah, termasuk Pilkada Jabar, Ridwan Kamil, karena saya teman dekat dengan Ridwan Kamil, dia bilang juga, saya enggak pernah ngeluarin duit buat partai," ucapnya.
Dadang juga mengaku tidak dibayar untuk masuk NasDem. Lanjutnya, kader NaDem hanya perlu menjaga perolehan suaranya di Pileg mendatang.
"Saya enggak. Cuma pengurus DPW meyakinkan pada kita anda enggak usah berpikir mahar, enggak usah berpikir ngurus struktur, anda tinggal berpikir suara anda yang dulu dipelihara, murahkan," tandasnya.
Anggota Komisi X DPR itu juga mengungkapkan beberapa rekannya dari Hanura yang turut pindah ke NasDem. Mulai dari Dossy Iskandar, Rufinus Hutahuruk, Arief Suditomo dan Fauzi Amroh.
Baca juga:
Banyak kader pindah NasDem, Hanura akui sedang hadapi kemelut
Hanura terbelah, para petahana pilih nyaleg lewat NasDem
Kubu OSO tuding Wiranto gelar pertemuan terlarang dengan pejabat MA
Wiranto minta konflik Hanura diselesaikan dengan konsep resolusi bersatu
Kader minta Jokowi evaluasi posisi Wiranto di Kabinet usai obok-obok Hanura
Hanura DKI ancam kepung KPU terkait perubahan Sipol