Ini kata Fahri soal Setnov tak dipilih jadi pembaca teks proklamasi
Menteri Sekretaris Negara Pratikno memastikan pembaca teks proklamasi dalam upacara peringatan HUT ke-72 kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 akan dilakukan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, bukan Ketua DPR Setya Novanto. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai dipilihnya Zulkifli bukan penunjukkan, melainkan giliran.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno memastikan pembaca teks proklamasi dalam upacara peringatan HUT ke-72 kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 akan dilakukan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, bukan Ketua DPR Setya Novanto. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai dipilihnya Zulkifli bukan karena penunjukkan, melainkan giliran.
"Saya baru dapat kabar tadi. Bahwa ternyata itu giliran. Tahun pertama Pak Nov, tahun kedua Pak Irman, tahun ketiga Pak Zul, jadi perubahan bergiliran," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/8).
Fahri menganggap tidak dipilihnya Setnov bukan karena dirinya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP.
"Enggak ada karena itu rupanya giliran," tegasnya.
Lagipula, kata dia, tak ada aturan baku untuk menentukan pembaca teks proklamasi di Istana Negara saat upacara HUT Kemerdekaan RI. Penentuan itu menjadi wewenang dari pihak protokoler Istana.
"Enggak ada. Saya enggak tahu aturan bakunya ya. Karena biasanya acara protokoler di Istana detailnya kan kita enggak tahu. Saya belum detail baca," pungkasnya.
Indonesia Corruption Wacth (ICW) meminta Presiden Joko Widodo tidak menunjuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto untuk membacakan teks prokalamasi dalam peringatan HUT ke-72 RI pada 17 Agustus 2017 di Istana Negara, Jakarta. Peneliti ICW Emerson Yuntho mengatakan permintaan itu karena Setnov telah berstatus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Jokowi sebaiknya tidak tunjuk Setya tersangka korupsi proyek e-KTP sebagai pembaca teks proklamasi pada hari kemerdekaan ke-72 mendatang," kata Emerson saat dihubungi, Senin (7/8).
Menurutnya, Jokowi harus menutup ruang bagi koruptor berpartisipasi di agenda kenegaraan jika Indonesia ingin merdeka dari korupsi.
Sebagai gantinya, Emerson menyarankan Presiden Jokowi menunjuk Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan untuk membacakan teks proklamasi. Selain tidak terlibat korupsi, penunjukan Zulkifli juga bagian dari rotasi pembacaan teks proklamasi.
Baca juga:
Marzuki Alie kembali diperiksa KPK, kali ini jadi saksi Setnov
Aksi GMPG membersihkan Golkar dengan menggusur Setya Novanto
GMPG minta KPK segera tahan Setya Novanto
GMPG desak 17 nama di 'Gerakan Golkar Bersih' cetuskan Munaslub
GMPG klaim Yorrys, Nusron sampai Airlangga dukung Setnov diganti
GMPG bikin 'Gerakan Golkar Bersih' buat selamatkan partai dan Jokowi
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang disita dari Hasto Kristiyanto oleh penyidik KPK? Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.