'Jangan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'
Para elite politik diingatkan tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan
Politik yang sehat harus mengedepankan persatuan dan kemajuan bangsa.
'Jangan Kebhinekaan dan Persatuan Dinodai karena Mendahulukan Kepentingan Politik'
Salah satu tokoh agama yang getol menyuarakan persatuan adalah Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar, Embay Mulya Syarief. Kiai Embay mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Pemilu sebagai ajang pesta demokrasi yang aman, adil, lancar, dan damai.
"Masyarakat harus ingat perbedaan pilihan politik wajar dalam demokrasi. Kita tidak perlu terpecah belah karena berbeda. Fanatisme politik berlebihan harus dihindari agar tak memicu konflik," imbau Embay dalam keterangannya, Selasa (6/2).
"Artinya, mengingkari Pancasila sama dengan mengingkari kesepakatan yang telah menyatukan bangsa ini," tuturnya.
Untuk itu, Embay menghimbau para politisi untuk tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan. Politik yang sehat harus mengedepankan persatuan. Menurutnya, demi merawat persatuan kita harus kembali memahami bahwa bangsa ini berasal dari 200 kerajaan lebih yang terpisah-pisah di 17.000 pulau. Walaupun Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah dan ribuan suku tetap bisa bersatu.
"Kepada semua politisi, janganlah kebhinekaan dan persatuan bangsa ini dinodai hanya karena mendahulukan kepentingan politiknya. Jangan sampai ada dari kita yang menyebarkan kebencian yang sengaja dilakukan untuk memecah belah bangsa," tegasnya.
Embay menilai tokoh agama dan masyarakat memiliki peran penting menyebarkan pesan damai dan persatuan ke masyarakat.
Ia juga mengajak para ulama aktif menyampaikan nilai-nilai toleransi dan kebangsaan kepada umat.
Ketua Forum Pembaruan Pembaruan Kebangsaan Provinsi Banten ini mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan persatuan dan toleransi. Dengan begitu bangsa Indonesia dapat melewati kontestasi politik dengan damai dan meraih kemajuan bersama."Kita cukup laksanakan dengan tenang, senang, dan tidak perlu ada ribut gara-gara beda pilihan. Maka dari itu penting menjaga kesepakatan yang namanya Pancasila," tandasnya.