Jejak Andi Arief: Dulu Kritik Jokowi dan Sebut Prabowo Jenderal Kardus, Kini jadi Komisari PLN
Politikus Demokrat Andi Arief diangkat sebagai sebagai Komisaris Independen PLN.
Menteri BUMN Erick Thohir merombak susunan dewan komisaris PT PLN (Persero). Salah satu nama yang masuk adalah Andi Arief yang kini menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan Listrik Negara itu.
Andi dikenal sebagai aktivis, politisi, dan merupakan politikus kawakan Partai Demokrat. Pria kelahiran Bandar Lampung 20 November 1970 itu juga dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ketika SBY menjadi Presiden, Andi pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014. Andi dikenal sebagai salah satu aktivis yang ikut berperan menumbangkan era Orde Baru.
Bahkan pada tahun 1999, ia merupakan salah satu aktivis yang ikut diculik. Ketika kuliah, ia menempuh studi Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM).
Andi pernah menjabat sebagai Ketua Umum Senat mahasiswa Fisipol UGM dan Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol.
Pada Pemilu 2004, Andi menjadi bagian tim pemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla. Dua tahun setelahnya, ia ditunjuk menjadi Komisaris PT Pos Indonesia.
Setahun setelahnya, pada 2009 Andi memutuskan mundur dari PT Pos Indonesia karena berfokus pada pemenangan SBY-Boediono di Pilpres 2009. Kala itu, SBY meraih kemenangan untuk periode keduanya. Dia lalu ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Kritik Jokowi
Usai pemerintahan SBY berakhir, Posisi Demokrat berada di luar pemerintahan. Andi kerap pun mengkritik keras pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
'Serang' Prabowo Jenderal Kardus
Tak hanya Jokowi, saat perhelatan Pilpres 2019 Andi Arief kerap melontarkan kritikan tajam ke Prabowo Subianto.
Kala itu, ia menyinggung kesepakatan antara Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum NasDem Surya Paloh soal amandemen UUD 1945 menyeluruh. Ia menilai dua tokoh tersebut pragmatis.
"Semoga kekhawatiran saya soal cita-cita Prabowo menghidupkan demokrasi terpimpin tidak terjadi. Saya betul-betul khawatir, apalagi beliau sering pragmatis seperti Surya Paloh," kata Andi.
Di Twitter-nya, Andi Arief mem-posting informasi soal Paloh dan Prabowo yang dalam pertemuannya sepakat amandemen UUD 1945 secara menyeluruh. Andi Arief pun lalu membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo.
"Mudah-mudahan Pak Jokowi bisa menyelamatkan jalan demokrasi yang benar menghadapi rencana demokrasi terpimpin ala Pak Prabowo, Surya Paloh, dan beberapa kekuatan politik lainnya," tuturnya.
"Mereka menikmati demokrasi untuk memundurkannya," sambung Andi Arief.
"Mereka tidak akan timbul-tenggelam bersama rakyat, mereka timbul-tenggelam dengan cita-cita kediktatoran," ucap dia.
Bahkan, Andi pernah menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Dia mencetuskan istilah tersebut sehari sebelum deklarasi pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno jelang Pilpres 2019 lalu.
Ungkapan itu dicetuskan setelah pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dijadwalkan justru batal. Batalnya pertemuan ini menurut Andi Arief karena Demokrat menolak kehadiran Prabowo.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," tulis Andi Arief di.
Andi lantas mengungkapkan, Prabowo adalah jenderal yang berkualitas buruk. Sebab, Prabowo sempat memberikan janji manis kepada SBY. Tapi, sikap Prabowo berubah karena Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, yang juga merupakan elite Partai Gerindra.
"Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh, ditubruk uang Sandiaga Uno untuk mengentertain PAN dan PKS," ucapnya.
Tersandung Kasus Narkoba
Pada 3 Maret 2019, Andi sempat tersandung kasus penggunaan narkotika jenis sabu lalu. Namun, polisi akhirnya melepas Andi pada 5 Maret 2019 karena menganggap tak cukup bukti menjeratnya.
Pada 2024, Andi bertugas sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat. Ia juga aktif dalam tim pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.