Jubir TKN Sayangkan Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran Direkayasa
Makan siang dan susu gratis jadi slah satu program andalan Prabowo-Gibran
Makan siang dan susu gratis jadi slah satu program andalan Prabowo-Gibran
- Program Makan Siang dan Susu Gratis Diusung Prabowo Gibran Dongkrak Ekonomi Daerah, tapi Susunya Jangan Impor
- Mengenal Program Makan Siang & Susu Gratis Unggulan Prabowo-Gibran, Kini Masuk Pembahasan RAPBN 2025
- Program Makan Siang Gratis Prabowo Bisa Tambah Angka Kemiskinan Jika Gunakan Dana Subsidi BBM
- TKN Prabowo-Gibran: Program Makan Siang dan Susu Gratis Solusi Mengurangi Beban Keluarga Miskin
Jubir TKN Sayangkan Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran Direkayasa
Juru bicara cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, Arumi Bachsin menyesalkan, beredarnya video pernyataan Gibran yang direkayasa oleh pihak tak bertanggungjawab.
Video itu terkait program makan siang atau susu gratis yang kemudian viral di media sosial.
Arumi mengatakan, video tersebut dipotong sehingga Gibran terkesan memberikan data yang salah mengenai jumlah anak di Indonesia yang menimbulkan salah persepsi di mata masyarakat.
"Padahal yang dimaksud mas Gibran adalah jumlah anak dari sekitar 70 negara yang sudah pernah menerima manfaat program makan siang atau susu gratis," kata Arumi dalam keterangannya, Minggu (16/12).
"Data 400 juta anak tersebut diperoleh dari United Nations World Food Program. Bagian penjelasan mengenai 400 juta anak di sekitar 70 negara dipotong," sambungnya.
Istri Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak ini pun berharap agar ajang Pilpres 2024 bisa dijadikan sarana edukasi politik bagi masyarakat.
Oleh karena itu, berita bohong (hoaks) dan kampanye hitam bisa dihindari.
Arumi pun memaklumi bahwa kritik merupakan hal yang lumrah dalam kampanye Pilpres, namun dia tidak membenarkan terkait rekayasa untuk menjatuhkan lawan politiknya.
"Ada yang bilang ini istilahnya spin doctor. Pernyataan seseorang dipenggal lalu ditambahkan narasi melalui caption, seakan-akan pernyataan itu salah, padahal jika dikutip lengkap tanpa dipotong-potong, faktanya sangat berbeda," ungkap Arumi.
"Kemudian ini diviralkan melalui media sosial, bahkan mereka yang latar belakangnya akademis juga bisa terkecoh loh. Cukup banyak kenalan kami di dunia kerja yang sempat menanyakan video tersebut, dan setelah menerima penjelasan bahwa itu video yang dipotong-potong, mereka langsung memahami," kata Arumi.
Menurut Arumi, berdasarkan studi World Food Program dari PBB, program makan siang di sekolah sudah dilakukan di sekitar 70 negara dan telah membantu 418 juta anak, di antaranya di India yang menjangkau 120 juta anak, serta untuk negara ASEAN yang menerapkan program serupa ada di Malaysia, Filipina, Kamboja dan Thailand.
"Monggo bisa dicek di website wfp.org, ada namanya program school meals, dan Koalisi Makan di Sekolah atau School Meals Coalition yang telah diikuti 76 negara sebagaimana dicantumkan di laporan State of School Feeding 2022 Report," pungkasnya.