Kasus Kardus Durian yang Timbul Tenggelam
Saat kasus itu terjadi, Muhaimin atau Cak Imin menjabat Menakertrans. Anak buahnya yang menerima suap. Uangnya dimasukkan ke dalam kardus durian.
Kasus kardus durian selalu kembali muncul tiap jelang pemilu. Terlebih, kasus korupsi di Kemenaker tahun 2011 itu menyeret nama Muhaimin Iskandar.
Saat kasus itu terjadi, Muhaimin atau Cak Imin menjabat Menakertrans. Anak buahnya yang menerima suap. Uangnya dimasukkan ke dalam kardus durian.
-
Apa yang diusulkan Cak Imin terkait IKN? Cak Imin mengusulkan membangun 40 kota lain untuk ditingkatkan levelnya agar menyamai Jakarta. Itu sebagai bagian pemerataan pembangunan di Indonesia.
-
Siapa yang mengatakan Cak Imin 'terpaksa' ikut potong tumpeng di IKN? "Cak Imin dulu belum tahu dan dalam situasi belum kontestasi terpaksa harus ikut seremonial bersama pemerintah," ujar Jubir Timnas AMIN Angga Putra Fidrian dikutip Sabtu (23/12).
-
Kapan Cak Imin ikut potong tumpeng di IKN? Gibran Rakabuming Raka mengungkit keikutsertaan Muhaimin Iskandar pada acara potong tumpeng di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
-
Apa yang diklaim dalam video tersebut tentang PKB dan Cak Imin? Sebuah video berdurasi 8 menit 10 detik beredar di platform YouTube dengan klaim Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak uang dengan nominal fantastis sebesar Rp4 triliun.
-
Siapa yang memimpin rapat pleno PKB bersama Cak Imin? "Iya benar (datang) sebagai Dewan Syuro. Belum tahu (pembahasan apa), katanya rapat pleno," ucap Tommy singkat.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Saban jelang pemilu, kasus ini selalu muncul. Misalnya saja jelang Pemilu 2019. Di saat Cak Imin tengah gencar berniat maju sebagai Capres. Sejumlah massa menggelar aksi demonstrasi.
Massa demo menuntut KPK mengusut kembali kasus kardus durian tersebut. Cak Imin, dalam persidangan dan di berbagai kesempatan selalu membantah bahwa dirinya terlibat dalam korupsi yang dilakukan anak buahnya.
Kini jelang Pemilu 2024, kasus itu kembali muncul. Bukan demonstrasi. Tapi langsung keterangan disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
"Perkara lama yang disebut kardus durian ini juga menjadi perhatian kita bersama," ujar Firli dalam keterangannya, Jumat (28/10).
Reaksi Cak Imin
Cak Imin belum mau berkomentar tentang niatan KPK yang ingin kembali membuka kasus ini. Cak Imin kini tengah membangun komunikasi intens dengan Gerindra jelang pertarungan Pemilu 2024. Bahkan, ada wacana koalisi Gerindra-PKB bakal mengusung Prabowo-Cak Imin.
Media sempat ingin meminta tanggapan Cak Imin usai menghadiri acara di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (29/10). Namun, tak ada tanggapan.
Cak Imin tampak sedang menerima telepon dari seseorang. Media menghampiri Cak Imin. Meminta waktu sejenak untuk wawancara. Namun, salah satu stafnya mengatakan, Cak Imin sedang menerima telepon dari Mensesneg Pratikno.
Cak Imin terus berjalan menuruni eskalator. Meski diberondong sejumlah pertanyaan, tak seperti biasanya, Cak Imin cuek.
Media tetap berusaha bertanya. Salah satunya terkait kasus Kardus Durian. Kemudian bertanya tentang rencana pertemuan Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang digelar besok, Minggu (29/10).
Cak Imin tak menggubris. Dia tetap jalan sambil menelepon. Hingga akhirnya, dia masuk ke dalam lift.
Kasus Kardus Durian
Kasus kardus durian ini berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK, pada 25 Agustus 2011.
Saat itu, penyidik KPK menangkap dua anak buah Cak Imin, yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi I Nyoman Suisnaya dan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program Kemenakertrans Dadong Irbarelawan.
Selain menangkap dua anak buah Cak Imin saat itu, penyidik KPK juga menciduk Kuasa Direksi PT Alam Jaya Papua Dharnawati yang baru saja mengantarkan uang Rp1,5 miliar ke kantor Kemenakertrans.
Uang itu dibungkus menggunakan kardus durian. Uang tersebut merupakan tanda terima kasih karena PT Alam Jaya Papua telah diloloskan sebagai kontraktor DPPID di Kabupaten Keerom, Teluk Wondama, Manokwari, dan Mimika, dengan nilai proyek Rp73 miliar.
Pada persidangan di 2012, Dharnawati mengatakan, uang Rp1,5 miliar dalam kardus durian itu ditujukan untuk Cak Imin. Namun, Cak Imin berkali-kali membantah, baik di dalam atau luar persidangan.