Kecurigaan aktor e-KTP dibiaskan seperti skandal Century
Bias aktor e-KTP seperti skandal Century. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah justru melihat ada pembiasan aktor intelektual di korupsi ini. Dia pun mengibaratkan kasus e-KTP seperti skandal dana talangan BI kepada Bank Century. Bahkan Fahri melihat korupsi e-KTP lebih besar dari skandal Century.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengusut skandal mega korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP) yang ditaksir merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun. Banyak nama besar terseret dalam kasus ini. Misalnya, Ketum Golkar Setya Novanto dan Bendum PDIP Olly Dondokambey.
Sejumlah pihak mendesak KPK mengusut tuntas kasus e-KTP tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang pesimis adanya motif politik dari pengusutan kasus yang baru membelit pejabat Kemendagri yakni Sugiharto dan Irman ini.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah justru melihat ada pembiasan aktor intelektual di korupsi ini. Dia pun mengibaratkan kasus e-KTP seperti skandal dana talangan BI kepada Bank Century. Bahkan Fahri melihat korupsi e-KTP lebih besar dari skandal Century.
"Skandal ini bisa lebih besar dari skandal Century karena pengaturan permainan yang luar biasa. Tapi di luar pengaturan permainan itu adanya keterlibatan para pejabat dalam mengatur permainan dari awal," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/3).
Fahri mendesak, Agus Rahardjo mundur dari jabatan Ketua KPK. Hal ini dikarenakan berkas dakwaan yang mencatut nama sejumlah anggota DPR dan petinggi partai terkesan tendensius. Hal ini dikarenakan dugaan nama-nama politisi yang diduga ikut mencicipi fee proyek itu hanya pengalihan terhadap aktor lain.
Politikus PKS ini menilai, ada pihak yang dianggap sangat berperan dalam korupsi e-KTP, namun namanya masuk dalam dakwaan. Sementara, ada pula nama tokoh yang tidak terlibat namun dicatut dalam berkas dakwaan dua mantan pejabat Kemendagri.
"Artinya banyak yang masuk dalam dakwaan itu, karena data ini kita baca dari awal. Jadi dakwaan itu tendensius sebenarnya untuk kepentingan orang-orang tertentu untuk menutupi peran dan keterlibatan orang-orang tertentu. Ada orang penting yang tidak nampak penting di situ. Ada orang tidak penting nampak penting di situ," tegas dia.
Pengalihan ini, kata Fahri, mengingatkannya pada kasus Bank Century. Dalam kasus Bank Century ada aktor yang berperan besar mengatur dan mentransfer dana korupsi, namun tidak didakwa bersalah.
"Pengalihan ini mengingatkan saya dalam kasus Bank Century. Angketnya menemukan si ini, si ini melakukan rapat, mengatur-atur, mentransfer tengah malam, mencairkan tengah malam, tapi tiba-tiba yang jadi narapidananya Budi Mulya yang tidak disebut dalam kasus itu," cetusnya.
Oleh sebab itu, Fahri mengusulkan agar DPR membentuk hak angket korupsi e-KTP. Dengan demikian, semua bisa terbuka, diselidiki oleh DPR dari orang-orang yang terlibat hingga penegak hukumnya.
"Jadi aparat penegak hukum punya tendensi untuk membelokan kasus. Karena itu kalau diinvestigasi secara menyeluruh oleh DPR lalu audit akhir dilakukan BPK atas permintaan DPR, dua bulan bisa kita buka ini semua, apa yang terjadi. Kalau berani ayo kita main," sambungnya.
Fahri mengimbau masyarakat mendukungnya agar hak angket bisa digunakan untuk membedah permainan dan aktor yang terlibat dalam korupsi mega proyek tersebut. Fahri juga meminta kepada anggota-anggota DPR dari lintas fraksi untuk bersedia menjadi pengusul angket korupsi e-KTP. Dia mengklaim sudah ada belasan anggota yang menghubunginya dan setuju dengan usulan untuk menggunakan angket.
"Kita minta agar teman-teman anggota, saya sudah dapat SMS dan dukungan, whatsapp dari teman-teman yang siap untuk menjadi para pengusul. Kita lihat saja, besok mulainya pada masa sidang dimulai," pungkas Fahri.
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Siapa yang ditahan KPK terkait kasus dugaan korupsi? Dalam kesempatan yang sama, Cak Imin juga merespons penahanan politikus PKB Reyna Usman terkait kasus dugaan korupsi pengadaan software pengawas TKI di luar negeri.
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
Baca juga:
Priyo sebut tak ada kesedihan di muka Setnov meski terseret e-KTP
Serangan balik DPR ke KPK usai kasus e-KTP masuk persidangan
Waketum Demokrat sebut hak angket e-KTP belum mendesak
PDIP pertanyakan keseriusan anggota DPR soal hak angket kasus e-KTP
Jawab Fahri Hamzah, Ketua KPK bilang 'tersangka kok dibelain'
Baca juga:
Membandingkan e-KTP di Indonesia dan MyKad di Malaysia
Pemred merdeka.com: Didik Supriyanto dalam dakwaan e-KTP bukan saya!
Jawab tudingan Fahri, KPK ngaku tak punya kepentingan di kasus e-KTP
Fahri Hamzah sebut Jokowi kaget saat dikasih tahu keganjilan e-KTP
Fahri Hamzah klaim Jokowi tak masalah soal usulan hak angket e-KTP
Dewan Pakar Partai Golkar rapat bahas kasus e-KTP
Bertemu pimpinan lembaga negara, Jokowi bantah bahas kasus e-KTP