Konflik Iran-AS, Politikus Nasdem Minta Pemerintah Kecam Trump
Partai Nasdem menyambut baik masukan Ketua Umum Demokrat sekaligus Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan politikus Demokrat terkait isu konflik Iran-AS. Sebelumnya, Demokrat menganggap pernyataan SBY tentang konflik Iran-AS sebagai pesan agar Jokowi tiru cara SBY dalam diplomasi multilateral.
Partai Nasdem menyambut baik masukan Ketua Umum Demokrat sekaligus Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan politikus Demokrat terkait isu konflik Iran-AS. Sebelumnya, Demokrat menganggap pernyataan SBY tentang konflik Iran-AS sebagai pesan agar Jokowi tiru cara SBY dalam diplomasi multilateral.
"Baik-baik saja input dari teman-teman Demokrat. Itu artinya kontributif terhadap kepentingan bersama. Tapi pemerintah juga tentu punya pertimbangan dan perhitungannya sendiri," ujar Ketua DPP Nasdem Willy Aditya melalui pesan singkat, Rabu (8/1).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Mengapa ramalan Donald Trump menimbulkan perdebatan? Prediksi ini memicu perdebatan ringan namun menegangkan dengan pembawa acara Jesse Watters. Pasalnya Watters dikenal atas dukungannya terhadap Trump.
-
Siapa yang terpilih menjadi presiden Iran kesembilan? Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7). Dia mengalahkan kandidat dari kelompok konservatif, Saeed Jalili, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
Willy menilai, langkah pemerintah yang ditunjukkan oleh pernyataan Kementerian Luar Negeri sudah tepat.
"Statemen dari Kemenlu saya kira sudah tepat dengan mengajak semua pihak untuk menahan diri. Iran, meskipun pastinya marah, tapi juga pasti berhitung dalam langkah-langkah balasannya," kata Willy.
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, Iran diduga telah menghitung untung rugi dengan menyerang pangkalan militer AS di Irak. Apalagi, Presiden AS Donald Trump mendapatkan dukungan yang lemah di negaranya sendiri.
"Sebab Iran juga tahu bahwa Trump tengah lemah dalam dukungan di dalam negerinya sendiri. Karena itu, sikap Indonesia sejauh ini menurut saya sudah tepat. Di tengah dunia yang sedang berubah ini, semangat kolaborasi dan kerja sama harus menjadi spirit kehidupan global. Bukan menggalakkan persaingan, apalagi peperangan," tegas Willy.
Menurut Willy, Indonesia harusnya mengecam tindakan Trump membunuh jenderal Iran Qassem Sulaimani.
"Namun demikian, dalam hemat saya, kebijakan Trump membunuh Qassem Sulaimani harus dikecam. Jadi, sembari mengajak semua pihak menahan diri, RI juga harus mengecam tindakan Trump itu. Karena kedua sikap itu tidak bertolak belakang," kata dia.
Baca juga:
Ma'ruf Amin: Perang AS dan Iran Sangat Merugikan, Tidak Ada yang Diuntungkan
Konflik Iran-AS Memanas, Menlu Retno Minta Kedua Negara Menahan Diri
Menko Luhut soal Memanasnya Iran-AS: Kita Jangan Terlalu Heboh
Ini Posisi Pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah, Iran Seperti Terkepung
Stasiun Televisi Iran: 80 Tentara AS Tewas Akibat Serangan Rudal