Kumpulan Survei Merekam Jumlah Pemilih Belum Tentukan Pilihan Capres
Suara pemilih ini bisa menjadi indikator kemenangan dari kedua paslon tersebut. Karena menurut beberapa lembaga survei suara pemilih yang belum menentukan pilihannya masih tinggi.
Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat ini sedang memperebutkan suara pemilih yang belum menentukan pilihan. Suara pemilih ini bisa menjadi indikator kemenangan dari kedua paslon tersebut. Karena menurut beberapa lembaga survei suara pemilih yang belum menentukan pilihannya masih tinggi.
Untuk itu di sisa kampanye dan mendekati hari pencoblosan, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga bersaing untuk merebut hati suara pemilih yang belum memutuskan pilihan. Berikut ini jumlah pemilih yang belum memutuskan pilihan versi lembaga survei:
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
-
Apa hasil survei mengenai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.Sementara responden menilai kondisi pemberantasan korupsi sangat buruk sebesar 4,8 persen, lalu yang menilai sedang-sedang saja sebesar 28,7 persen. Selain itu, 27,3 persen masyarakat menilai baik dan 1,4 persen sangat baik. Sisanya, 5,2 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumatera Utara? Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan kegiatan kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Jumat (15/4), dengan bertolak menuju Kabupaten Padang Lawas. Jokowi diagendakan meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan hingga menyerahkan bantuan pangan untuk masyarakat.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
Charta Politika: 11% Belum Menentukan Pilihan
Charta Politika merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebanyak 11,1 persen belum menentukan pilihan. Walau begitu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan angka 53,6 persen dan Prabowo-Sandi 35,4 persen.
Sementara itu untuk yang sudah mantap menentukan pilihan sebanyak 76,2 persen dan yang mungkin masih berubah 13,1 persen. Jika dilihat dari hasil tingkat kemantapan pilihan masyarakat yang mencapai 70 persen, ini mengindikasikan bahwa pilihan sebagian masyarakat sudah cukup menguat di dalam menjatuhkan pilihan terhadap Capres-Cawapres. Sehingga tingkat swing voters relatif sudah rendah.
Charta Politika juga menyajikan hasil ekstrapolasi elektabilitas terhadap kedua paslon. Ekstrapolasi merupakan prediksi hasil akhir terhadap kedua paslon tanpa undicided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf tetap unggul. Ketika dilakukan ekstrapolasi, Jokowi-Ma'ruf menghasilkan perolehan suara 60,2 persen. Sementara Prabowo-Sandi 39,8 persen.
Survei Charta Politika Indonesia dilakukan pada 1-9 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Survei tersebut menggunakan 2.000 responden yang tersebar di 34 Provinsi dan menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of eror 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Vox Populi: 12,3% Belum Memutuskan Pilihan
Pasangan calon Jokowi-Maâruf Amin meraih elektabilitas 54,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi hanya sebesar 33,6 persen. Sisanya sebanyak 12,3 persen masih belum memutuskan pilihan versi lembaga survei Vox Populi Research Center.
Menurut Direktur Riset Vox Populi Research Center Dika Moehamad, memasuki masa kampanye terbuka dan iklan di media massa, serta dua putaran debat kandidat, kepuasan dan ketidakpuasan publik bisa menjadi amunisi bagi kedua kubu untuk merebut suara mengambang.
Survei Vox Populi Research Center dilakukan dengan metode kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 1200 orang, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi. Margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data dilakukan pada 5-15 Maret 2019.
Litbang Kompas: 13,4% Belum Menetukan Pilihan
Litbang Kompas baru saja merilis hasil survei terbaru yang dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019. Hasilnya sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya. Dengan elektabilitas Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen dengan selisih 11,8 persen.
Walaupun selisih keterpilihan semakin sempit, Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang memenangkan Pilpres 2019. Sebab hasil ekstrapolasi elektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dari Prabowo-Sandi. Ekstrapolasi adalah perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu. Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen.
Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
(mdk/has)