M Qodari Yakin Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran, Ini Analisanya
Menurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
Menurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran
- Elektabilitas Di Pilgub Jateng Tak Lagi Tertinggal, Andika-Hendi Ucapkan Terima Kasih
- Elektabilitas Dipepet Pramono-Rano Karno, Ridwan Kamil: Survei Bukan Penentu Takdir
- Paslon Kantongi Elektabilitas Tinggi Potensi Kalah di Pilkada Jakarta, Begini Analisisnya
- Analisis Putaran Dua Pilpres 2024: Akar Rumput PDIP Sulit Bersatu dengan 212 dan Eks FPI di Kubu AMIN
M Qodari Yakin Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran, Ini Analisanya
Analis Politik dari Indobarometer, M Qodari meyakini Pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran.
Menurut dia, hal ini tercermin dari elektabilitas Prabowo-Gibran saat ini yang telah melewati angka 50 persen dari hasil beberapa lembaga survei.
"Potensi pilpres satu putaran itu paling mungkin terjadi pada pasangan Prabowo-Gibran. Karena besarnya dukungan yang tampak dari berbagai hasil survei selama ini,” ungkap Qodari, Jumat (19/1).
Qodari mengatakan, semua pasangan calon presiden dan wakil presiden sama-sama menginginkan kemenangan.
Tetapi, ujar Qodari, realita sosial politik hari ini menunjukkan peluang terbesar ada pada pasangan nomor urut dua Prabowo-Gibran.
"Saya pribadi meyakini pilpres satu putaran itu dengan tingkat keyakinannya itu pada 70 persen dan 30 persen sisanya dua putaran," kata Qodari.
Qodari merasa yakin elektabilitas Prabowo-Gibran akan terus naik. Bahkan melebih angka survei sekarang yakni 50 persen lebih sedikit.
"Satu bulan tersisa menjadi pekerjaan rumah bagi pasangan Prabowo-Gibran menggenapkan angka keterpilihan dapat melebihi 50 persen," tegas Qodari.
Qodari kemudian menyitir hasil survei yang mengatakan masyarakat lebih ingin Pilpres berjalan satu putaran saja.
"Lalu ada lagi 5 persen satu putaran atau dua sama saja. Dan sisanya masih menghendaki dua putaran," tutup Qodari yang kini menjadi pendukung Prabowo-Gibran.
Terpisah, Alva Lazuardi selaku Analis Politik di Generasi Melek Poilitik menilai, jika14 Februari Prabowo-Gibran dinyatakan menang satu putaran, menurut sistem pemilu yang berlaku sekarang, cerminan dari suara rakyat.
Menurut Alva, penentuan pemilihan presiden akan dipengaruhi dari hasil debat pasangan calon presiden dan wakil presiden yang tersisa.
Selama dua pekan ke depan, ujar Alva, rakyat akan melihat secara seksama kandidat yang akan dipilih di tempat pemungutan suara.
"Namun, melihat kondisi saat ini dimana ada beberapa kader koalisi berbeda bergabung kedalam koalisi Pak Prabowo menunjukan di bawah Pak Prabowo bisa semakin kuat dan kemungkinan menguatkan posisi beliau untuk menang satu putaran," ujar Alva.
Sebelumnya, Peneliti Lingkaran Survei Indoneia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan sebulan sebelum hari pencoblosan 14 Februari 2024, kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran mulai terbuka lebar.
Hal ini karena elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik. Hanya perlu empat persen lagi untuk menembus the magic number atau 50 persen berdasarkan survei LSI Denny JA yang dilakukan awal Januari 2024, kata Ardian, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 46,6 persen.
"Terdapat kenaikan sebesar 5,4 persen dari survei awal Desember 2023. Jika mampu mempertahankan tren kenaikan yang diperoleh sebesar lima persen, maka terbuka peluang untuk pilpres satu putaran,” kata Ardian.
Jika pilpres berlangsung dua putaran, menurut Ardian, pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud terus bersaing ketat.
Dengan selisih di bawah margin of error, dan saat ini Ganjar-Mahfud kembali melampaui Anies-Muhaimin.
Dalam survei yang dilakukan pada 3-11 Januari 2024, Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 46,6 persen.
Posisi kedua Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 24,8 persen. Posisi ketiga Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 22,8 persen.
Sebesar 5,3 persen menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab. Adapun suara tidak sah sebesar 0,5 persen.
“Dilihat secara tren, elektabilitas Prabowo–Gibran semakin menaik. Ganjar-Mahfud kembali menyalip Anies-Muhaimin,” ungkap Ardian.
Survei ini dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survei ini sebesar 2,9%.