Mahfud Bakal Mundur dari Menko Polhukam, Timnas AMIN: Biar Enggak Ada Conflict of Interest
Sudah semestinya Cawapres nomor urut tiga tersebut mundur dari jabatannya.
Sudah semestinya Cawapres nomor urut tiga tersebut mundur dari jabatannya.
- Akui Boleh Menteri Sambil Cawapres, Mahfud: Jadi Tidak Enak, Tugas Menko & Kampanye Sulit Dibedakan
- Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, TKN: Momentumnya Terlambat
- Saat Mahfud MD Bicara soal Pemimpin Mulia hingga Singgung Sampah Politik
- Mahfud Siap Mundur dari Menko Polhukam, Airlangga: Jabatan Menteri Hak Prerogatif Presiden
Mahfud Bakal Mundur dari Menko Polhukam, Timnas AMIN: Biar Enggak Ada Conflict of Interest
Mahfud MD (MMD) telah menyiapkan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). Surat itu nantinya segera diserahkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait hal itu, Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (AMIN) Iwan Tarigan mengatakan, sudah semestinya Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga tersebut mundur dari jabatannya.
"Memang demikian terbaik, etikanya supaya tidak ada konflik interest dan tidak menggunakan fasilitas negara dan fasilitas lain terkait. MMD bebas berkontestasi," kata Iwan dalam keterangannya, Rabu (31/1).
Dengan mundurnya Mahfud dari jabatannya tersebut, ia ingin agar semua pejabat pemerintahan dapat mengikuti jejaknya yang dinilai bagus. Hal ini juga ditegaskannya berlaku terhadap menteri di dalam barisan atau struktur Timnas AMIN.
"Bagusnya semua pejabat mengikuti MMD, supaya Pilpres kita berkualitas dan pejabat tidak menggunakan anggaran negara untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Jadi dari kita Timnas amin, sangat mendukung," tegasnya.
"Di AMIN setahu saya enggak ada pejabat jadi Capres dan Cawapres dan menteri," pungkasnya.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD sudah menyiapkan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) dan segera diserahkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Maka hari ini saya sudah membawa surat untuk presiden untuk disampaikan ke presiden langsung tentang masa depan politik saya yang belakangan ini menjadi perbincangan publik," kata Mahfud di Lampung Tengah, Rabu (31/1).
Mahfud mengatakan saat ini sedang menunggu jadwal dari Jokowi untuk bertemu untuk langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya.
"Dan surat ini akan disampaikan begitu saya mendapatkan jadwal ketemu dengan Presiden. Tapi saya bawa terus karena memang surat ini begitu saya diberi waktu langsung saya ketemu langsung saya sampaikan surat ini," ungkap Mahfud.
Mantan Ketua MK itu berharap bisa secepatnya bertemu Jokowi untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Dia menyebut, Jokowi selesai melakukan kunjungan kerja pada Kamis (1/2), begitu pula dengan Mahfud.
"Mudah-mudahan secepat kami tiba di Jakarta, secepat pula kami bisa bertemu dan kenapa kami sekali lagi harus atau bersikap tidak boleh tinggal gelanggang corong lain yaitu tadi karena etika," ujar Mahfud.
Mahfud mengatakan bakal pamit baik-baik kepada Presiden yang telah memberinya amanah tersebut.
"Saya akan pamit baik-baik dan saya akan sampaikan surat ini begitu saya diterima dijadwalkan diterima oleh presiden. Presiden ada di luar Jakarta sampai Kamis, saya juga baru akan pulang ke Jakarta Kamis,".
Mahfud menyatakan alasan tidak begitu saja mundur karena persoalan etika. Dia mengaku harus pamit dengan Presiden sebagai bentuk etika bernegara.
"Kenapa kami sekali lagi harus atau bersikap tidak boleh tinggal gelanggang corong lain yaitu tadi karena etika. Etika itu adalah ekspresi dari orang. Etika itu adalah ekspresi dari kejujuran. Etika itu ekspresi dari penghayatan keagamaan dan kesantunan budaya," pungkas Mahfud.