Mahfud Mundur dari Menteri Dianggap Pesan Sindiran untuk Presiden Jokowi
Ray juga menyebut ada keuntungan lain dari sisi elektoral yang bisa didapat dari Mahfud jika keluar dari kabinet.
Langkah itu, bisa jadi bentuk sindiran yang harus diikuti Jokowi agar mundur dari kader PDIP.
Mahfud Mundur dari Menteri Dianggap Pesan Sindiran untuk Presiden Jokowi
- Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Menkominfo Jawab Isu Menteri Kabinet Jokowi Tak Nyaman
- Mahfud Mundur, PDIP Bakal Tarik Semua Menterinya di Kabinet Jokowi?
- Begini Kondisi Menteri Jokowi Usai Mahfud Ungkap Bakal Mundur
- Bakal Mundur dari Kabinet, Mahfud Sindir Menteri Tak Terkait Politik Jadi Timses
Sikap Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD yang akan resmi mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi sorotan.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti pun memberikan pandangannya atas sikap Mahfud yang bisa menjadi pesan sindiran kepada Presiden Jokowi. Karena, sikap politiknya yang sudah berbeda dengan partai PDI Perjuangan (PDIP).
"Sama dengan di partainya, dia (Jokowi) sudah tidak jadi sesuai partai. Nah Pak Mahfud sedang terlihat menyindir Pak Jokowi, kalau sudah berbeda, ayo mundur dong letakan KTA-nya. Ya saya sendiri sedang menunggu-menunggu nih," ujar Ray saat dihubungi, Kamis (1/2).
Sama halnya, dilakukan Mahfud yang mundur karena telah berbeda pandangan politik dengan Jokowi selaku kepala pemerintah saat ini. Langkah itu, bisa jadi bentuk sindiran yang harus diikuti Jokowi agar mundur dari kader PDIP, karena sudah tidak senafas dengan arahan partai.
"Kan mencari waktu yang tepat. Mungkin sekarang, karena mungkin alasan Pak Mahfud masih di kabinet mungkin Pak jokowi bisa bersikap netral. Tapikan sikap politik Pak Jokowi seperti ini," tuturnya.
"Oleh karena itulah, mungkin beliau (Mahfud) menyatakan ini momentumnya untuk keluar. Karena ada sikap Pak Jokowi yang lebih condong ke paslon tertentu yang kebetulan paslon itu adalah kompetitor," tambahnya.
Selain soal sindiran kepada Jokowi, Ray juga menyebut ada keuntungan lain dari sisi elektoral yang bisa didapat dari Mahfud jika keluar dari kabinet.
Yaitu lebih membuka ruang Mahfud untuk leluasa, karena telah tidak jadi bagian pemerintahan.
"Karena terlihat tentu ada rasa ketidaknyamanan dengan pak Jokowi. Orang seperti Pak Mahfud ini kan, beliau ini kan mau mengurus negara bukan mengurus keluarga. Kira-kira begitu," ucapnya.